Thursday, May 7, 2020

MOTIVASI MENULIS BUKU UNTUK PRESTASI


Belajar Menulis Gelombang 9
Pertemuan ke-21
Hari / Tanggal: Kamis, 7 Mei 2020
Waktu: Pukul 13.00 – 15.00 WIB
Pemateri: Dr. H. Imron Rosidi, M. Pd.
Topik: Motivasi Menulis Buku dan Berpretasi
Peresume: Winarti, S. Pd.                    



Bissmillaahirrahmaanirrahim
Assalamu’alaikum wr. Wb.
Alhamdulillah pada siang hari ini kita masih diberi kesempatan belajar tentang “Motivasi Menulis Buku Untuk Berprestasi” yang akan disampaikan oleh Dr. H. Imron Rosidi, M. Pd. yang sangat hebat, beliau adalah seorang Kepala Sekolah, Tim Penilai DUPAK, dan masih banyak lagi jabatannya yang tidak kami sebut satu persatu. Beliau juga berkali-kali mendapatkan penghargaan dari presiden, menjadi guru berprestasi, berkali-kali menjadi juara menulis, dan masih banyak lagi kejuaraan yang lainnya.

Setiap orang yang melakukan sesuatu mesti memiliki maksud dan tujuan. Apa yang menjadi motivasi seseorang melakukan sesuatu itu setiap orang berbeda-beda. Mengapa seseorang harus menulis itu yang melatarbelakanginya juga berbeda-beda. Semua itu yang menjadi  dasar seseorang dengan semangat untuk menulis. Menulislah hal-hal yang bermanfaat bagi orang banyak, sehingga tulisan kita bisa menjadi lahan ibadah atau beramal yang semoga nantinya akan membawa keberkahan.
Seperti halnya pemateri kita kali ini mesti juga mempunyai alasan mengapa beliau rajin menulis.
Apa sih yang memotivasi Pak Imron menulis?
Motivasi Pak Imron menulis diantaranya adalah ingin cepat naik pangkat, ingin dapat uang, ingin keliling Nusantara, ingin berkeliling ke luar negeri, berbagi pengetahuan, dll.

Sebenarnya tidak ada orang yang tidak bisa menulis buku. Yang ada adalah orang yang tidak mau menulis buku. Orang yang malas terperdaya oleh perasaan tersebut dan tidak mau mencoba untuk berkarya.  

Mengapa demikian?  
Karena menulis itu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan, maka sebenarnya semua orang mempunyainya, dan kalau ada kemauan pastilah bisa menulis.

Mengapa seseorang bisa dengan lancar berbicara? Setiap bertemu langsung berbicara tanpa mikir. Tetapi ketika menulis? Padahal keduanya sama, yaitu mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan

Menulis itu hanya 4 syaratnya, yaitu:


1. mau,   
Jika seseorang ada kemauan yang kuat untuk menulis mesti bisa. Setelah ada kemauan, berani untuk mencoba. Tulislah apa yang kalian bisa, supaya tidak merasa ada beban, sehingga apa yang ingin disampaikan mengalir begitu saja. Dan tidak  terasa, tulisan pun  sudah banyak. 

2. tekun,
Tidak hanya asal ada kemauan saja seseorang bisa menulis, tetapi harus tekun juga. Tanpa ketekunan, maka kemauan saja belum bisa diandalkan. Kemampuan seseorang belum tentu terasah dengan baik kalau tidak belajar menulis secara terus-menerus.

3. nekat, dan
Keberanian seseorang sangat penting untuk memulai kegiatan menulis. Jangan takut untuk menulis karena itu akan menjadi kendala atau mematikan kreativitas seseorang. Rasa percaya diri harus dipupuk terus supaya tidak menghilangkan ide-ide berlian seseorang.

4. baca
Jika sesorang ingin menulis harus rajin membaca, supaya dapat memperkaya informasi atau wawasan. Setelah otak atau pikiran penuh dengan pengatahuan mesti ada dorongan untuk menuangkannya melalui tulisannya. Kosa kata yang dimilki  orang yang rajin baca juga luar biasa sehingga pada saat menulis dapat berjalan lancar dan hasil tulisannya pun menarik.

Setelah kita memahami 4 syarat menulis maka  lanjutkan ke menulis buku. Kita harus yakin jika
sudah ada komit maka akan dapat menulis buku. Coba kita perhatikan ada tulisan mahasiswa, tulisan santri dan salafiyah, dan dari para guru.  Mereka bisa menulis masa kita tidak bisa, ayo mulai menulis jangan menunggu terus. Tunjukkan kalian juga dapat menulis seperti mereka. Kita harus percaya diri dan yakin kalau mau mencoba mesti bisa. Jangan takut tulisan kita jelek kalau belum mencoba. Lebih baik berawal dari tulisan jelek dari pada tidak menulis sama sekali. Kalau tulisan jelek itu masih bisa diperbaiki dari pada tidak menulis, apa yang mau diperbaiki?

Mengapa guru tidak menulis, ada 2 jawaban, yaitu:

1. Belum menemukan alasan mengapa harus menulis
Jangan jadi alasan tidak menulis karena belum menemukan alasan. Apalagi bagi seorang pendidik banyak sekali alasan untuk segeramenulis. Contohnya guru itu wajib untuk memberikan ilmu kepada siswa, maka tulislah buku supaya ilmunya sampai kepada siswa. Jadi siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru saja tetapi untuk lebih mendalaminya dengan mempelajari yang ada di buku.

2. Tidak tahu cara menulis
Sebagai seorang pendidik jangan sampai tidak menulis karena tidak mengetahui tata cara menulis. Kita bisa mempelajari teori-teori menulis di buku-buku,  cari di internet, dan dari sumber lain.  Bisa juga dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang membahas tentang tata cara menulis.
Nah di sini kita perlu mengetahui alasan menulis dan cara menulis. Setelah mengetahui alasannya maka harus segera mencari solusinya. Jangan dibiarkan saja kalau memang kita sudah mengetahuan alasan tersebut . Misalnya bagi yang belum menemukan alasan mengapa harus menulis maka harus segera menguatkan niat terlebih dahulu dan sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Terus bagi bagi orang tidak menulisnya karena tidak atau belum mengetahui bagaimana cara menulis yang baik dan benar maka harus banyak membaca atau belajar tentang teori menulis yang benar.
Ingatlah jika  kalian mau memulai menulis mesti bisa. Menulislah dengan jelek dan jangan takut salah, SEBAB orang yang tidak pernah salah hanyalah orang yang tidak pernah berbuat apa-apa. Orang takut itu juga karena tidak ada rasa percaya diri, sehingga menganggap bahwa dirinya tidak bisa atau tidak mampu.

Menulis itu keterampilan, maka harus terus berlatih. Berlatih menulis, bukan dipelajari saja tanpa mencoba. Jika seseorang hanya belajar teori saja tanpa mempraktekan maka belum tentu bisa untuk menulis. Yang langsung mempraktekan saja belum tentu hasil bagus apa lagi yang tidak pernah praktek. Sebagaimana pemain sepak bola. Dia harus terus berlatih supaya bisa bermain dengan baik. Tetapi tidak cukup hanya itu saja, dia juga perlu vitamin supaya bisa bermain dengan baik. Contoh tersebut sama halnya untuk seorang penulis supaya bisa menulis dengan baik juga membutuhkan vitamin.

Apa vitaminnya seorang penulis?
Vitamin bagi penulis itu buku-buku tentang teori menulis dan hal-hal lain yang berhubungan dengan menulis. Semakin banyak buku yang dibaca maka semakin kayalah pembaca tersebut. Kaya akan wawasan atau ilmu pengetahuan, hal ini sangat membantu penulis dalam menulis bukunya. Pilihlah buku-buku yang sesuai dengan tema yang sudah ditentukan penulis.


Biarlah tulisan kita awalnya tidak terlalu bagus. Saya yakin dengan terus berlatih akan ada peningkatan, dari segi kedalaman konten maupun bahasanya. Percayalah dengan menulis terus menerus itu, lama-kelamaan  menjadi pembiasaan, sehingga jika sehari saja tidak menulis maka akan merasa ada hutang atau kewajiban yang belum dilaksanakan.  Karena merupakan kewajiban maka harus dikerjakan. Menulislah setiap hari mulai dari sekarang,  pasti kalian akan menjadi penulis sejati yang handal.

Pengalaman Pak Imron Rosidi menulis buku, diawali dengan menulis LKS. Dari LKS ini justru beliau mendapatkan semuanya. Itu dulu karen dulu LKS wajib dimiliki siswa. Setelah itu saya menulis buku-buku umum untuk dilombakan di tingkat nasional. Alhamdulillah 2 kali juara nasional. Selanjutnya menulis buku pelajaran dan sekarang aktif menulis buku peekuliahan dan umum.
Bagaimana teknis menulis buku  yang menarik, kita tahu bahwa siswa milenial (meski tidak semuanya) kenyataannya kurang suka membaca buku, lebih menyukai youtube.

Sekarang kita harus melihat dulu, siapa pembacanya. Masalah siswa sekarang lebih suka youtube karena memang peradabannya sdh seperti itu. Setiap hari dan detik buka hp, bukan buka buku.
Kalau menulis buku dan digemari penerbit (buku umum) ya menulis hal-hal yang saat ini sedang hit. 

Contoh  tulisan tentang kiat belajar di rumah di saat pandemi virus corona lebih menarik. Atau tulisan yang berisi pengalaman orang-orang sukses, bagaimana saat dia menjadi siswa juga menarik.
Bagi penulis pemula kita bisa mulai menulis hal-hal yang kita sukai dulu dan kuasai sehingga dapat menulis dengan lancar. Bisa diawali dengan menulis buku kumpulan puisi, kumpulan cerpen. Lanjut  ke buku umum, atau buku-buku motivasi dan buku pelajaran. Menulislah dan percaya kita mesti bisa. Jika kita ingin mengirimkan karya ke penerbit harus melihat visi penerbit tersebut supaya tulisan kita diterima dan diterbitkan.

Kesimpulan:
  • Pahamilah 4 syarat menulis, yaitu mau, tekun, nekat, dan baca, sehingga kita dapat menulis dengan baik.
  • Menulislah dengan jelek dan jangan takut salah, SEBAB orang yang tidak pernah salah hanyalah orang yang tidak pernah berbuat apa-apa.
  • Menulis itu keterampilan, maka harus terus berlatih sehingga tulisan yang dihasilkan semakin baik atau meningkat.


3 comments: