Pertemuan
ke-19
Hari
/ Tanggal: Selasa, 5 Mei 2020
Waktu: Pukul 13.00 – 15.00
WIB
Pemateri: Much. Khoiri (Master
Emcho)
Topik: “Menulis dalam
Kesibukan”
Peresume: Winarti, S. Pd.
Email: winwinarti2401@gmail.com
· Siapa yang tidak sibuk?
Semua orang sebenarnya sibuk semua sesuai dengan
urusannya masing-masing. Dari orang biasa atau bahkan sampai pejabat semua sibuk dengan urusannya. Di mana pun dan kapan
pun orang itu berada selalu memiliki kesibukan.
Manusia adalah subjek, tanpa kata kerja, subjek
hanyalah entitas yang mati, tanpa makna kontektualitasnya ( Much. Khoiri).
Pada hakekatnya manusia kalau masih hidup mesti
sibuk. Tidak ada alasan untuk tidak menulis walaupun sedang sibuk. Tidak ada
guna juga jika orang itu tidak melakukan sesuatu, karena orang tersebut
termasuk orang merugi.
Menulis
dalam kesibukan itu kita harus bisa mengatur diri, dengan memanajemen kesibukan.
Di dalam kesibukan mesti ada kesempatan, tergantung
bagaiman kita menyikapinya, menyiasatinya, sehingga pada akhirnya kita bisa
menikmatinya bukan malah menggerutu. Kita harus pandai-pandai mengatur waktu
dan menyiasatinya dengan baik pula.
Di dalam kesibukan mesti ada kesempatan,
Di dalam kesulitan mesti ada kemudahan
Di dalam kesempitan
mesti ada kelonggoran
Jika sikap kita
positif pada kesibukan maka akan menghasilkan hal yang positif atau
kebaikan. Tetapi sebaliknya jika sikap kita negatif kepada kesibukan itu, maka
akan menghasilkan hal yang negatif pula.
Penulis sejati akan mencurahkan daya dan pikirannya
untuk bisa menghasilkan tulisan yang baik walaupun dalam kesibukannya. Tiada
hari tanpa menulis. Menulis itu wajib seperti halnya membaca. Sesuai dalam Al
–Quran surat Al- Alaq kita diwajibkan untuk membaca (Iqra). Jangan lupa jika
kita akan melakukan sesuatu harus diawali dengan doa, termasuk juga kalau mau
menulis, sehingga akan berjalan lancar dan hasilnya memuaskan.
Menikmati Kesibukan
Penulis sejati
akan mencurahkan daya dan pikirannya untuk menhasilkan tulisan. Andai kata ia
tidak sedang menulis, ia pastilah memikirkan tentang apa yang hendak ditulis.
Ada waktu istimewa yang dipilihnya, yang paling nyaman, untuk larut dalam
menulis. Ia tidak akan membiarkan satu hari pun tanpa menulis. Menulis sama
wajibnya dengan membaca.
|
· Mengapa kita harus menulis?
Kita harus tahu bahwa ketika bicara maka kata-kata
kita hanya melintas sesaat, tetapi ketika kita menulis maka kata-katanya akan
menggema hingga berabad-abad. Apa yang kita katakan akan musnah kalau tidak
ditulis. Perhatikanlah kata-kata bijak berikut ini, semoga memantapkan langkah
kita.
Pramoedya
Ananta:
“Orang boleh
pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis,
Ia akan hilang
di dalam masyarakat dan dari sejarah.
Menulis adalah
bekerja untuk kebaikan.”
Budi
Darma:
“Begitu
seorang pengarang mati, tugasnya sebagai pengarang tidak dapat diambil alih
orang lain. Sebaliknya, jika dekan, camat, dan mantri polisi mati, dalam
waktu singkat
akan ada orang
yang dapat dan mampu menggantikannya.”
|
· Mendidik
Diri Menulis
Mendidk diri menulis
itu bukan hanya membuat diri
kompeten di bidang menulis, melainkan
juga berani menegakkan prinsip “reward
and punishment”. Sebagai penulis, kita harus bisa mendidik diri supaya kita
tahubahwa ada tugas yang harus diselesaikan. Dalam menulis itu harus disiplin
supaya bisa menghasilkan sebuah tulisan yang bagus. Jika penulis tidak disiplin
maka perlu diberikan punishment. Hukuma itu perlu untuk mengingatkan kita
mengikuti aturan yang telah ia tetapkan. Tetapi sebaliknya jika penulis itu
mampu menjalankan kewajibannya dengan baik bahkan hasilnya melampau batas yang
yang telah ditentukan maka perlu diberikan hadiah / reward. Adapun bentuk
hadiahnya bisa disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan. Misalnya penulis
yang berhasil menulis dengan sangat baik diberi hadiah leptop baru karena
kebetulan leptopnya sudah sering rusak. Semua itu akan dapat memotivasi penulis
untuk lebih memaksimalkan kemampuannya.
·
Menulis
Itu Berkomunikasi
Bagi seorang penulis,
tulisan itu sebagai sarana dalam berkomunikasi. Penulis dengan pembaca saling
berkomunikasi. Menurut Plato mengatakan, ‘wise
men speak because they have something to say; foois because they have to say
something’. Orang bijak bicara karena mereka mempunyai sesuatu untuk
disampaikan atau dikatakan, orang bodoh bicara karena harus menyatakan sesuat,
artinya orang bijak bisa saja diam dan dia akan bicara ketika ada sesuatu yang
penting untuk disampaikan, sementara orang bodoh bicara sesuatu yang tidak
penting, omong kosong. Jadi kita menulis karena ada sesuatu yang ingin
disampaikan seperti:
- Kita bisa mengomunikasikan gagasan.
- Kita dan pembaca seakan berada dalam forum saliang berhadapan.
- Materi tulisan tentu harus selaras dengan kebutuhan audiens (pembaca).
- Pengorganisasian materi tulisan juga perlu bagus.
- Penggunaan bahasa yang komunikatif.
Jalinlah komunikasi
yang komunikatif antara komunikan dan komunikator, sehingga tujuan dari komunikasi
itu tercapai. Ketika berkomunikasi berarti menyampaikan pesan maka gunakan
bahasa yang enak dibaca dan didengar sehingga pesannya sampai kepada
pembaca/pendengar.
Bahasa yang digunakan
dalam menulis harus disesuaikan dengan kebutuhan, contohnya jika kita menulis
karya ilmiah maka harus menggunakan bahasa ilmiah. Sebaliknya jika kita menulis
yang ditujukan kepada orang umum maka bahasanya semi ilmiah atau bahasa populer
supaya mudah dipahami oleh pembaca.
· Ada
17 Strategi Jitu yang Bisa Diterapkan dalam Menulis di Tengah Kesibukan.
Di
tengah kesibukan, kita harus bisa menyiasatinya supaya
tetap bisa menulis atau berkarya. Berikut akan disampaika 17 strategi jitu
tersebut:
1. Tetapkan Niat Menulis
Setiap kegiatan apa pun
harus diawali dengan yang baik dan harus berdoa terlebih dahulu supaya apa yang
kita lakukan dapat ridho dari Allah SWT. Sesuai juga dengan Hadits “Innamal A’malu Binniyat”
yang artinya “Amal itu tergantung dari niatnya dan
seseorang hanya akan mendapatkan sesuai niatnya”.
Niat dan keyakinan itu
akan menjadi daya dorong ketika kita belum bangkit,
Niat dan keyakinan itu
harus kuat karena nantinya akan menjadi penolong daya tahan pada saat ada
godaan.
Contohnya ketika rasa malas itu datang, maka
niat dan keyakinan akan menjadi
pendorong dalam melakukan kegiatan menulis. Niat kita menulis juga dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu
- pertama niat menulis untuk beramal dan
mencerdaskan bangsa.
- kedua niat menulis
untuk mendapatkan uang.
2.
Rajinlah Membaca
Seseorang yang sedang
membaca bagaikan sedang melihat masa lalu dan masa datang. Dengan membaca kita
akan mendapat pengetahuan yang dapat menambah wawasan sehingga kalau mau
menuangkan dalam bentuk tulisan akan lebih mudah. Ketika kita membaca buku yang
bagus maka akan sangat mungkin dapat menginspirasi penulis dalam menulis.
3.
Gunakan Alat Perekam Gagasan
Gagasan atau ide datang
kapan saja, untuk itu kita perlu menggunakan alat perekam, karena terkadang
pada saat kita dalam perjalan pun ide atau gagasan muncul. Dan pada saat itu
belum tentu kita sempat menuliskan ide itu ke dalam suatu karya, maka minimal
tulis dulu ide tersebut di mana pun kapan pun. Dan semua itu bisa dilakukan
kalau kita selalu membawa alat perekam.
Baik itu berupa alat tulis, HP, kammera, dan lain sebagainya.
4.
Kobarkan Inspirasi Menulis
Secara umum, inspirasi
diartikan sebagai suatu hal yng muncul dari pikiran manusia atau berupa
rangsangan dari luar manusia. Inspirasi atau ilham itu dapat memunculkan sebuah
ide. Inspirasi bisa datang kapan saja, dari mana saja, dan bahkan dari sesuatu
yang sederhana yang kita jumpai sehari-hari. Seorang penulis sejati jangan
sampai hanya menunggu inspirasi datang, inspirasi dapat diciptakan dengan
banyak membaca. Inspirasi akan membangkitkan passion dan semangat membara yang
akan membawa hidup kita lebih sukses dan bahagia.
5.
Tentukan Waktu Utama
Sebagai seorang penulis
sejati harus dapat menentukan waktu yang paling tepat untuk menulis, bisa pagi
hari, siang hari, sore, atau malam hari. Kita harus bisa mengalokasikan waktu
kapan kita harus menulis, yang sekiranya tidak mengganggu aktivitas lain. Yang
penting sekiranya waktu itu nyaman untuk menulis . Dan perlu diingat setiap
orang tentu berbeda-beda zona nyaman untuk menulisnya. Penulis itu harus
disiplin kalau sudah menentukan waktu utama menulis ya harus menulis.
6.
Untuk Penulis Pemula, Bisa Menulis Bebas
Bagi penulis pemula itu
dapat menulis bebas, menulis apa saja yang mau ditulis tanpa takut salah akan
kaidah-kaidah atau peraturan-peraturan. Seperti selayaknya sedang curhat yang
temanya bebas dan gayanya pun bebas. Orang yang menulis bebas itu sebenarnya
sedang memaksimalkan kerja otak kanan dan meminimalkan kerja otak kiri. Otak
kanan spontan, penuh kebebasan, tanpa aturan, sedangkan otak kiri menuntut
kerja teratur,sistematis, dan penuh pertimbangan. Gaya bebas itu dapat membantu
memperlancar dalam menulis.
7.
Menulis di Dalam Hati
Merancang apa saja yang
akan di tulis di dalam hati, jika kita sedang berada di perjalanan, yang saat
itu misalnya tidak mungkin untuk
menulis. Misal kita sedang mengemudi /nyetir atau sedang bekerja yang tidak
mungkin sambil menulis, maka cukup menulis di dalam hati. Sepanjang perjalanan
kita bisa sambil merancang atau memikirkan apa yang nanti akan ditulis. Semua
ide-ide yang bagus datangnya spontan maka jangan lewatkan ide tersebut segera
ditulis baik di dalam hati ataupun sempatkan minimal menulis ide terlebih
dahulu.
8.
Menulis di Waktu Utama
Menulislah di waktu
yang telah ditentukan. Kita harus
menepati sesuai jadwal kapan waktu utama yang sudah dipilih. Misalnya kita
memilih waktu setelah sholat malam, maka kita harus menulis pada waktu itu.
Mudah-mudahan waktu yang dipilih itu adalah waktu yang baik untuk berkarya.
Seorang memiliki pilihan waktu yang berbeda-beda sesuai dengan kenyamanan orang
tersebut.
9.
Manfaatkan Waktu Luang
Jika kita sebagai
penulis sudah berusaha menulis dengan menggunakan waktu utama dengan baik
tetapi ternyata masih kurang atau belum selesai, maka gunakan waktu luangnya
dengan sebaik mungkin. Penulis harus disiplin dalam mengatur waktu dan dalam
menggunakan waktu tersebut.
10.
Menulis yang Dialami
Menulis apa-apa yang
dialami itu lebih mudah karena setiap orang pernah mengalami suatu kejadian
dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang dialami itu kemudian dicatat seperti
halnya membuat buku harian. Contoh kalau kita senang berkemah, maka apa yang
dialami di perkemahan diceritakan melalui tulisan.
11.
Menulis yang Dirasakan
Penulis itu bisa
memanfaatkan kekuatan perasaan untuk dituangkan dalam tulisan. Jika merasakan
sesuatu akan lebih baik dituangkan dalam bentuk tulisan, karena paling tidak
bisa mengurangi beban pikirannya. Biasanya tulisannya akan mengalir begitu saja
sesuai dengan apa yang sedang dirasakan.
12.
Menulis Selaras Minat dan Pekerjaan
Hal-hal yang berkaitan
dengan pekerjaan seseorang bisa ditulis menjadi sebuah karya. Misalnya seorang
guru dalam pelaksanaan KBM itu sering muncul permasalahan-permasalahan, maka
hal tersebut bisa dituangkan dalam bentuk tulisan. Setiap orang mempunyai
pengalaman yang menarik berkaitan dengan pekerjaan yang dijalaninya. Pengalaman
menarik itu tepat sekali dijadikan bahan untuk menulis.
13.
Menulis dengan Riang
Proses menulis dengan
perasaan riang / bahagian akan lebih lancar dan mudah karena perasaan itu
sebagai pendorong seseorang dalam menyelesaikan sesuatu. Biasanya seseorang
tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaannya jika ia tidak bahagia. Ketika kita
bahagia maka akan mampu berkarya lebih baik
lagi.
14.
Menulis yang Banyak
Menulislah setiap hari
semaksimal mungkin sehingga akan menghasilkan tulisan yang banyak. Perlu
diketahui bahwa dari kuantitas itu bisa menghasilkan kualitas.
15.
Read Better, Write Faster
Bagi seorang yang
membacanya lebih baik maka akan mampu menulis dengan cepat. Untuk itu
tingkatkanlah kemampuan membaca sehingga akan berpengaruh juga dalam kemampunan
menulisnya. Semakin tinggi kemampuan membaca seseorang maka semakin cepat
seseorang dalam menulis.
16.
Buatlah Motto yang Dahsyat
Buatlah motto yang baik
sehingga dapat memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu. Dan pasanglah
motto itu di tempat yang strategis sehingga sering dibaca.
17.
Menulis dengan Doa
Setiap kegiatan yang
baik harus diawali dengan berdoa, sehingga akan menghasilkan hasil yang baik
pula. Berdoalah sebelum kalian menulis sehingga diberi kemudahan dan kelancaran
dan hasilnya memuaskan. Tulisan yang baik adalah tulisan yang banyak bermanfaat
bagi orang banyak.
Pahamilah 17 strategi jitu menulis dalam kesibukan,
kemudian gunakan atau terapkan pada diri kalian sesuaikan dengan kebutuhannya.
Artinya tidak harus menggunakannya sekaligus sesuaikan dengan kebutuhan menulis
kalian. Jika kalian bisa menerapkan dengan baik maka kalian akan bisa menjadi
penulis sejati
Kesimpulan:
- Setiap orang memiliki kesibukan
masing-masing, yang penting bagaimana
kita bisa menyiasati kesibukan tersebut sehingga kita bisa menikmati kesibukan
itu.
- Menulis dalam kesibukan itu harus kita
maknai sebagai suatu kewajiban sehingga kita akan berusaha untuk melaksanakan
kewajiban tersebut dengan sebaik-baiknya.
- Untuk melaksanakan sebuah kewajiban itu
harus didasari dengan niat yang kuat, komitmen, disiplin yang tinggi, semangat
yang tinggi, menentukan waktu yang tepat, sehingga kita dapat menulis dan menyelesaikan
denan baik.
Yuk kita menulis ditengah tengah kesibukan
ReplyDeleteIsya Allah Om Jay. Betul sekali dengan banyaknya tugas mudah-mudahan kita bisa menyiasatinya dengan bijak, aamiin
DeleteMembiasakan menulis hingga jadi kebiasaaan dan budaya....jossss
ReplyDelete