Belajar
Menulis Gelombang 9
Pertemuan
ke-22
Hari
/ Tanggal: Jumat, 8 Mei 2020
Waktu: Pukul 13.00 – 15.00
WIB
Pemateri: Joko Irawan Mumpuni
Topik: Proses Menerbitkan
Buku Ajar
Peresume: Winarti, S. Pd.
Email: winwinarti2401@gmail.com
AYO KITA TERBITKAN BUKU AJAR
Alhamdulillah pada
siang ini kita diberi kesempatan menimba ilmu tentang “Proses Menerbitkan Buku
Ajar” yang disampaikan oleh Bapak Joko Irawan Mumpuni yang sangat hebat. Beliau mengawali penjelasan dengan
mengungkapkan tentang posisi atau tingkatan bagi para penulis.
Terkait dengan tulis-menulis, saat ini kita
berada di posisi mana?
Ayo kenali diri kita ada di posisi mana, di
bawahkah, di tengahkah, atau sudah sampai atas.
Perhatikan gambar
tersebut di atas, sekarang kita berada di posisi mana, dan setelah mengetahui
berusaha terus supaya levelnya naik. Jika kita terus berlatih maka posisi kita
akan naik terus. Dalam hal ini, seorang penulis jangan cepat puas atau bangga
di posisi tertentu, tapi kita harus berpacu untuk menjadi yang lebih baik lagi.
Syukur-syukur bisa sampai level paling atas, paling tidak tetap berusaha
meningkatkan level kita.
Adapun proses
penerbitan yang paling sederhana dimulai dari seorang penulis berkarya,
hasilnya dikirim ke penerbit, dari penerbit ke penyalur untuk memasarkan
bukunya kepada para pembaca.
Jika kita perhatikan
pada ekosistem penerbitan ada 4 pelaku yanitu adanya penulis, penerbit, penyalur, dan
pembaca. Keempat pelaku tersebut saling berkesinambungan tidak bisa berdiri
sendiri. berawal dari ada penulis yang menulis buku, buku diterbitkan oleh
penerbit, setelah itu buku disalurkan kepada pembaca. Jika ada pelaku yang
tidak ada maka kegiatan tidak bisa berjalan dengan lancar karena memang semua
pelaku di atas saling membutuhkan.
Proses naskah menjadi buku
Berdasarkan gambar di
atas menjelaskan tentang proses naskah menjadi buku, berawal dari penulis sudah menyiapkan Naskah yang sudah
jadi dan dikirim ke penerbit. Kemudian penerbit akan memberikan penilaian
terhadap naskah, dan dilanjutkan memutuskan apakah naskah itu layak untuk
diterbitkan atau tidak. Kalau memang naskah itu layak diterbitkan maka pihak
penerbit akan memberikan surat pemberitahuan permintaan softcopy.
Penulis pun menyerahkan
softcopy kepada penerbit. Selanjutnya
penerbit pun langsung memprosesnya mulai dari mengedit naskah terutama dari
sisi bahasanya. Setelah naskah diedit dilanjutkan disetting. Disetting dari segi ukuran bukunya,
berapa kali berapa, tebal bukunya, dll. Pada saat setting juga ada timnya yang
membuat cover bukunya. Setelah selesai disetting dan cover sudah jadi terus
dicetak satu dulu yang disebut naskah pro atau dami. Kemudian dami dikirimkan
ke penulis untuk dikoreksi supaya tidak ada kesalahan pada saat aka dicetak
secara massif. Setelah penulis selesai mengoreksi dami kemudian diserahkan
kembali ke penerbit untuk dicetak.
Hasil koreksi dari
penulis akan dijadikan dasar atau patokan penerbit dalam melakukan koreksi di
komputer. Setelah selesai mengoreksi dan
memperbaikinya sesuai kemauan penulis langsung dibuatkan film-film dan
ditempelkan ke pelat cetak. Kemudian alat itu dimasukkan ke dalam alat cetak
yang besar untuk dicetak lembar demi lembar. Jangan dibayangkan lembar demi
lembar itu satu lembar halaman, dalam dunia cetak itu disebut bisa. Bisa 16
halaman, bisa 8 halaman, bisa 30 halaman. Setela selesai masukan lembar-lembar
tadi ke dalam mesin lipat, baru dipotong.
Apa yang penulis peroleh ?
Apa yang penulis peroleh ?
Ada
4 Indikator yang diperoleh penulis yaitu:
- Kepuasan: Jika penulis berhasil maka akan mendapatkan kepuasan tersendiri kalau bukunya banyak bermanfaat bagi orang lain.
- Reputasi: Reputasi penulis akan naik/meningkat, mulai dikenal banyak orang. Seorang penulis yang sukses dikenal orang sesuai dengan tingkat penyebaran bukunya. Di sosial media pun mulai dikenal banyak orang sehingga meningkatlah reputasinya.
- Karier: Dengan menulis, seseorang bisa untuk meningkatkan kariernya. Contohnya untuk naik pangkat maka PNS tersebut harus berkarya. Jadi buku hasil tulisannya bisa untuk memenuhi persyaratan naik pangkat, jika bukunya sudah ada ISBN nya.
- Uang / Royalti: Jika royaltinya yang diterima semakin besar berarti penulis tersebut semakin berhasil. Buku yang laku keras di pasaran maka royalti yang diterima penulis juga besar. Penerbit itu selalu berharap para penulis royalti yang sebesar-besarnya karena dengan demikian penerbit juga akan untung besar.
Sistem penilaian di penerbitan
·
Editorial bobot ± 10 %
·
Peluang potensi pasar bobot ± 50 %
·
Keilmuan bobot
± 30 %
·
Reputasi bobot
± 10 %
Sebetulnya
indikator buku itu akan sukses atau tidak tidak semata-mata hanya berdasarkan
poin-poin tersebut di atas. Tetapi indikator buku akan sukses atau tidak itu
dari segi:
- Peluang potensi pasarnya
- Buku-buku pelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Dari
penjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa buku yang sukses adalah buku
yang laku keras di pasaran.
Kwadran
kategori penulis berpengaruh pada produktivitas dan kualitas buku yang ditulis.
Reputasi penulis bisa dilihat di google cendekia. Penerbit bisa melihat bahwa
penulis itu sudah menulis buku berapa, jurnal berapa, terus sudah banyak yang
membaca karyanya apa belum bisa dilihat sitasi, dan bagi penulis minimal
desitasinya 2000 kali. Biasannya penerbit kalau mau melihat reputasi seorang
Dosen menggunakan google cendekia atau google scholar.
Jika
penerbit ingin mengetahui reputasi guru karena tidak bisa menggunakan google
cendekia atau google scholar maka bisa menggunakan cara lain, yaitu bisa dari
data-data lain, guru itu mengajar mata pelajaran apa saja, terus tentang
pendidikannya, atau bagaimana komunitasnya misalnya dia mempunyai blog dan
ternyata blognya bagus, banyak pengikutnya atau pengujung blognya, dll. Itu
semua bisa utuk mengetahui reputasi dari orang tersebut.
Adapun
untuk menentukan jumlah penerbitan berapa oplah itu tergantung pada buku
tersebut berada di kwadran mana?
-
Buku yang marketnya lebar life cycle
panjang
Contohnya: ensiklopedia
tokoh dunia, ensiklopedia computer, kamus, dll
Buku-buku seperti
inilah yang paling disukai penerbit, karena buku ini setiap saat akan laku dan
jumlahnya besar.
-
Market sempit tetapi life cycle panjang adalah
buku-buku ilmu murni
Contohnya: buku kimia,
fisika dasar, matematika dasar, dll
Buku ini tidak
merugikan hanya lakunya tertunda karena bukunya akan laku sepanjang masa.
-
Buku yang marketnya lebar tetapi life
cycle pendek
Yaitu buku-buku yang
tergantung pada perkembangan teknologi
Contoh: buku
informatika, buku komputer
-
Buku yang marketnya sempit,
Cotohnya: berita harian, berita
mingguan
Naskah seperti apa yang
diterbitkan?
Naskah-naskah
yang diterbitkan penerbit adalah naskah yang mempunyai peluang pasar sangat
tinggi. Adapun ciri-ciri buku yang memiliki peluang pasarannya banyak adalah
yang temanya populer, Penulisnya populer, itu ada pada kwadran kanan atas
seperti tertera pada gambar.
Berdasarkan
gambar di atas dapat dijelaskan tentang asal naskah buku sebagai berikut:
- Temanya populer, Penulisnya populer, itu ada pada kwadran kanan atas seperti tertera pada gambar.
- Tema yang populer meskipun penulisnya tidak populer atau masih pemula, letaknya di kwadran kanan bawah.
- Tema tak populer tetapi penulisnya populer, letaknya di kwadran kiri atas.
- Tema tak populer, penulis tak populer, leteknya di kiri bawah.
Buku
yang bagus dan akan laku keras di pasaran adalah buku yang ditulis dari tema
populer dan ditulis oleh penulis populer. Naskah buku tersebut mesti akan
sangat dinanti penerbit. Penerbit mana yang bisa menolak naskah yang sangat
ideal itu, karena dari menerbitkan buku tersebut akan dapat menguntungkan kedua
belah pihak, yaitu penulis dan penerbit. Dua-duanya mendapatkan untung yang
besar.
Untuk
mengetahui tema populer atau tidak, apakah tema itu sangat dibutuhkan
masyarakat apa tidak, maka bisa dilihat di google trend. Dari google tren kita
bisa lihat grafiknya cenderung naik atau turun. Kita bisa pilih yang grafiknya
cenderung naik berarti bagus prospeknya. Jika tidak ada minimal yang setara ada
kemungkinan masih stabil. Kalau yang aman adalah memilih buku pelajaran, asal
sesuai dengan kurikulum dan kurikulum tidak dirubah atau diganti ya mesti laku,
paling tidak setiap awal semester buku itu laku.
Konsistensi Gaya Selingkung
Gaya
selingkung adalah pedoman tata cara penulisan. Gaya selingkung merupakan gaya
khas yang diterapkan oleh sebuah penerbit untuk menampilkan terbitannya. Tiap penerbit memberlakukan gaya
yang biasanya berlainan. Gaya selingkung dalam sebuah penerbitan
distandardisasi dalam wujud buku yang biasa disebut buku gaya selingkung (house
style book). Buku tersebut kemudian dijadikan rujukan bagi para editor,
penulis, dan staf pracetak.
Penerbit
dapat menetapkan lebih dari satu cara pengutipan dan penulisan daftar pustaka
sesuai dengan lingkup bidang penerbitannya, misalnya standar
- American Language Association (ALA)
- Michigan Language Association (MLA)
- Chicago Manual Style (CMS)
- American Psychology Association (APA)
- Vancouver Style
- Harvard Style.
Pengutipan
dan penulisan daftar pustaka harus diterapkan secara konsisten untuk setiap
terbitan.
Penulis
sejati, perhatikan kata bijak berikut, semoga memotivasi kita untuk terus
berlatih menulis setiap hari.
Bila
kau bukan anak raja,
juga
bukan anak ulama besar,
maka
menulislah.
(Al
Ghazali)
Kesimpulan:
- Menulislah hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain, sehingga buku tersebut akan banyak orang yang mencarinya.
- Sebelum menulis sebaiknya penulis itu melihat tema-tema yang populer pada saat itu di google trend.
- Jika ingin menulis buku yang selalu laku di pasaran, maka tulislah buku pelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku pada saat itu.
ayo kita buat buku ajar dari skg
ReplyDeleteTerima kasih motivasi dan bimbingannya Om Jay.
Delete