Belajar
Menulis Gelombang 9
Pertemuan
ke-17
Hari
/ Tanggal: Kamis, 1 Mei 2020
Waktu: Pukul 13.00 – 15.00
WIB
Pemateri: Dadang Kadarusman (DEKA)
Topik: Motivasi Menulis
Setiap Hari dan Menerbitkan Buku
Peresume: Winarti, S. Pd.
Email: winwinarti2401@gmail.com
MOTIVASI MENULIS SETIAP HARI DAN MENERBITKAN BUKU
Helping Organizations To Embrace Change Through
Training And Development
Alhamdulillah pada
siang ini kita akan mendaptkan pengetahuan dan pengalaman dari seorang yang
luar biasa. Beliau adalah bapak Dadang Kadarusman.
Pengalaman:
Ketika beliau masih kecil, ayahnya yang
pekerjaannya sebagai guru SD sering membawakan
buku-buku bacaan. Dari situ beliau jadi suka membaca. Dan dari suka membaca itu
kemudian saya berkeinginan untuk menulis. Jadi sejak kecil beliau sudah menulis
atau berkarya dan alhamdulillah Allah kasih beliau kekuatan untuk terus menulis
sampai hari ini.
Untuk
bisa menulis setiap hari itu membutuhkan kemampuan dan keterampilan. Jika
seseorang sudah mempunyai kemampuan nenulis maka tidak sulit untuk menghasilkan
sebuah tulisan asal ada kemauan dari orang tersebut. Tetapi kalau orang
tersebut tidak mau untuk menggunakan kemampuan tersebut maka tidak akan dapat
menghasilkan sebuah tulisan. Tidak cukup hanya memiliki kemampuan saja seorang
penulis juga masih membutuhkan keterampilan dalam menulis sehingga hasil
tulisannya semakin bagus.
Ada
banyak alasan mengapa kita perlu menulis setiap hari, tetapi dalam hal ini DEKA akan memilih 3 alasan
yang paling utama yaitu:
1) Ala bisa karena biasa
Mengapa
kita perlu menulis setiap hari? Jika
kita ingin membangun karier di bidang penulisan, dalam perspektif pembelajaran
kita kenal apa yang disebut dengan ‘ala
bisa karena biasa’. Apalagi kita sebagai seorang guru, di kelas sering
mengatakan atau menasehati anak didik kita. Kalau kita membiasakan diri untuk
melakukan sesuatu setiap hari, maka kita akan menjadi terampil dalam hal yang
kita lakukan. Kenapa banyak guru dalam pembicaaan begitu bagus, tetapi dalam
menulisnya kurang bagus? Ini disebabkan karena mereka tidak melatih otot
motorik tangan mereka, tidak
mengkombinasikan atau tidak mempertemukan antara kemampuan berpikir dengan
kemampuan menuangkannya ide ke dalam bentuk tulisan. Penggunaan lisan harus
dibarengi dengan keterampilan menulis. Kalau itu terus dilakukan niscaya Anda
akan menjadi seorang yang terbiasa menulis. Jika kita berusaha menyeimbangkan atau mengkombinasikan
kedua kemampuan yaitu terampil dalam
menyampaikan ide secara lisan ataupun
tertulis maka insya Allah akan berhasil dua-duanya dan sangat ideal.
Untuk itu perlu latihan secara kontinu atau terus–menerus akhirnya akan menjadi
suatu pembiasaan yang melekat di hati. Dan tujuan untuk dapat menulis setiap
hari pun akan tercapai.
2).
Menulis setiap hari itu membantu menjaga keselarasan antara otot-otot tubuh
kita, dan juga jiwa.
Kenapa
kita perlu menulis setiap hari? Karena menulis setiap hari itu membantu menjaga
keselarasan antara otot-otot tubuh kita, juga jiwa. Jadi, nanti kalau kita
sudah terbiasa menulis. Melihat apapun, selalu ingin menerjemahkan apa yang
kita lihat itu kedalam bentuk tulisan. Dan itu terjadi secara refleks saja. Begitu
pula ketika kita merasakan sesuatu. Orang yang tidak terbiasa menulis, bisa
saja memendam perasaan itu atau butuh seseorang yang mau mendengarnya padahal,
belum tentu ada yang mau dengan kan? Tapi jika dia terbiasa menulis, maka dia
selalu punya teman untuk mencurahkan perasaannya. yaitu, selembar kertas dengan
pena kalau dulu. Kalau sekarang, tinggal
ambil smart phone maka kita bisa mencurahkannya di sana.
3). Menulis setiap hari itu
merupakan healing remedy.
Jadi,
jika terbiasa menulis, kita bisa menjadi pribadi yang lebih sehat.
Kesimpulannya, kenapa perlu menulis setiap hari? Karena seorang penerbit buku
sejati, bukanlah orang yang meminta bantuan orang lain untuk menuliskan naskah
bukunya. Melainkan orang yang memiliki kemampuan untuk menuliskan sendiri
naskahnya secara mandiri. Bagimana kemampuan itu diasah? Dengan cara
berkomitmen untuk tidak melewatkan 1 hari pun dalam hidup kita TANPA MENULIS.
Jadi, Jika Anda sungguh-sungguh ingin menjadi penulis handal; mulai sekarang,
berkomitmenlah untuk menulis setiap hari.
Seberapa
banyak kita harus menulis setiap hari? Kalau menurut saya sesuai dengan
kemampuan masing-masing penulis yang penting kegiatan menulis itu dilakukan
secara rutin supaya hasilnya
semakin lama semakin bagus. Semakin sering berlatih
maka dapat meningkatkan kemampuan sehingga hasilnya juga meningkat.
Kalau pendapat DEKA pribadi, 1 hari 1 artikel.
Nah kalau ukurannya jumlah artikel, berarti tidak ditentukan jumlah katanya.
Karena pada zaman dahulu kalau kita mau
mengirim artikel ke koran, itu ada ketentuan jumlah kata. Hal itu membuat
penulis pemula kesulitan. Kenapa ? Karena bukan hal yang mudah untuk
menuanggkan gagasan secara indah dengan jumlah kata yang ditentukan. Maka bagi
saya, ukurannya adalah "1 Artikel"
Artikel
itu apa? Sebuah paparan yang memuat buah pikiran penulis sehingga dapat
dipahami oleh orang lain. Tujuan artikel adalah menyampaikan gagasan dan fakta
yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.
Jadi,
yang penting dalam 1 hari itu ada karya tulis yang kita hasilkan dan
"KALAU" dibaca orang lain, mereka akan memahaminya. Oya, kenapa saya
pakai kata KALAU, karena, belum tentu ada orang yang membaca artikel itu. Duh,
sedih sekali jika tulisan kita tidak ada yang membaca, sudah cape-cape menulis
tapi kok tidak ada yang membacanya.
Catatan
penting bagi penulis pemula
Ditahap belajar ini, sebaiknya kita tidak terlalu baper soal ada yang baca apa nggak, kenapa?
Karena kalau orang lain baca pun belum tentu feedbacknya positif kan ya. Kan
tidak sedikit orang yang berhenti menulis karena pembacanya memberi feedback
negatif, so, yang penting menulis saja dulu. Kalau tulisannya sudah memenuhi
standar minimal untuk dibaca orang, YAKIN DEH bakal dibaca
Setelah membahas
tentang WHY yang berhubungan proses membiasakan diri dalam menulis itu.
Sekarang
kita bahas WHATnya
WHAT
makes you write something?
Apa sih yang menjadi
mendorong Anda untuk menulis?
Pertanyaan
ini sederhana. Tapi orang yang tidak menemukan jawaban yang tepat, akan
berhenti ditengah jalan. Jadi mari kita tanyakan kepada diri sendiri dulu apa
yang mendorong kita menulis, dengan kata lain, apa sih tujuan kita menulis?.
Setiap orang pasti memiliki tujuan tertentu dalam melaksanakan suatu kegiatan.
Seorang penulis menulis pasti memiliki tujuan yang ingin disampaikan kepada
orang lain melalui tulisan tersebut. Tujuannya ada yang semata-mata ingin
menyampaikan suatu informasi/pengatahuan, atau ada tujuan yang lain?
Contoh
1). Ada orang yang menulis agar mendapatkan uang?
Dulu, saya pernah berada di level itu. Saya
menulis untuk mendapatkan uang, karena saya butuh untuk biasa sekolah. Apakah
saya berhasil? Lebih banyak gagalnya daripada berhasilnya. Lebih banyak naskah
yang dikembalikan redaksi daripada diterbitkan. Saat itulah kemudian saya sadar
bahwa, menulis karena ingin mendapatkan uang; bukanlah nilai pribadi saya.
Bapak
ibu boleh tidak menjadikan uang sebagai pendorong utama dalam menulis, boleh
saja. tidak masalah. Tapi nanti seiring berjalannya waktu kita akan menemukan
apa dorongan yang paling cocok buat kita. Dahulu ketika saya menulis karena
uang, kadang saya kecewa karena penerbit menolak. Seperti diremehkan oleh
mereka deh rasanya. Kita juga bisa kecewa jika bayarannya ternyata tidak
seperti yang kita harapkan
Contoh
2). Menulis BUKAN untuk uang tetapi karena ingin berbagi pengetahuan.
Menulis
dengan dorongan INGIN BERBAGI PENGETAHUAN itulah yang paling ideal. Nah, yang
ini menurut hemat saya; paling sesuai dengan jiwa pendidik seperti kita. Kita
menulis itu semata-mata ingin memberikan suatu informasi atau pengetahuan
kepada orang lain yang membutuhkan. Penulis ini akan lebih fokus dalam menulis
dan lebih natural. Apa-apa yang ingin disampaikan akan mengalir dengan
sendirinya atau apa adanya. Uang itu tidak perlu dikejar karena uang akan
datang sendiri karena kualitas tulisan itu sendiri.
Bagaimana
kita dapat menulis setiap hari, idenya dari mana?
Pertanyaan tersebut
sering terungkap oleh banyak orang dan
juga bagi kita yang masih penulis pemula.
Sebenarnya
segala hal yang bisa ditangkap oleh
panca indra kita adalah sumber ide. Tinggal kita berusaha untuk mengolahnya.
Itulah yang menjadi prinsip bagi seorang penulis. Dan pegang teguh prinsip itu
kalau kita ingin menjadi seorang penulis yang setiap harinya dapat menghasilkan
sebuah tulisan / karya. Berapa banyak rangsangan yang masuk kedalam sistem
panca indra dan indra ke 6 kita? Jumlah rangsangan itu TAK TERHINGGA maka dari
itu berarti bahwa sumber ide penulisan kita bisa SAAAANGAT banyak.
Contoh pengalaman DEKA:
Beliau
mulai menulis sejak SD, aktif sekali SMP sampai ikut lomba-lomba. Berarti sudah
sekitar 40 tahun menulis. 1. Kapan mulai dipercaya oleh penerbit? Sekitar 10
tahun lalu. Jadi butuh 30 tahun perjalanan terlebih dahulu. Tapi, ada tapinya.
Kondisi saya dulu beda dengan sekarang. Dulu, penerbit hanya sedikit. Dan
mereka punya bargaining power yang sangat tinggi. Maka mereka sulit ditembus.
Sekarang, ada Sangat banyak penerbit. bahkan menerbitkan sendiri pun bisa.
Sehingga seharusnya untuk saat ini tidak butuh waktu selama saya untuk diercaya
penerbit. #2. Kalau kita masih pemula, sebaiknya tidak usah menerapkan terlalu
banyak kriteria penerbit. Karena kita yang masih pemula butuh mereka kan ya.
Strateginya paling gampang adalah sering-seringlah mengikuti kursus menulis.
Untuk
dapat menulis setiap hari apakah harus dipaksakan?
Sebenarnya menulis itu
jangan dipaksakan, tetapi kalau tidak dipaksa tidak mau menulis, maka tidak
apa-apa berawal dari dipaksa terlebih dahulu yang nantinya diharapkan akan
muncul kesadaran dari dirinya sendiri.
Jika
'paksaan' adalah sebuah proses yang
efektif untuk mendisiplinan seorang pembelajar yang belum memiliki 'refleks
menulis' sendiri. Bahkan bagi yang sudah biasa menulispun butuh dipaksa. Mengenai Thema, dalam tahap belajar; TIDAK
USAH KHAWATIR SOAL TEMA dan sistematika penulisan. Pokoknya menulis saja. Tidak
usah takut salah. toh ini bukan UN kan? Kalau saya bicara dengan penulis yang
sudah pro, saya menuntut mereka hasil karya yang pro. Tapi, bagi pembelajar,
yang terpenting adalah kemauan untuk
terus praktek menulis. Lalu, bersedia mendengar masukan dari orang lain untuk
perbaikannya.
Adapun
berapa banyak perhari, targetkan 1 karya tulis. Mengenai panjang tulisan itu sebenarnya bebas
sesuaikan dengan kemampuan yang penting, karya tulis itu bisa menampung buah
pikiran sehingga pembaca mengerti. Contoh,. jika kita ingin menulis dengan tema
"PANTANG MENYERAH" misalnya. Tulisan bapak tidak usah 1000 kata.
Cukup 2 atau 3 paragraf saja. Lalu, minta orang lain baca. Jika mereka bisa
menerima atau mengerti ide yang ingin kita sampaikan, berarti tulisan itu sudah
menjadi 1 artikel. Nanti, panjang dan bobot tulisannya pelan-pelan ditingkatkan.
Seorang
penulis pastilah menginginkan tulisannya bisa dibukukan atau diterbitkan. Untuk
itu seorang penulis juga perlu mengetahui jenis tema apa yang sedang
hangat-hangatnya dibicarakan oleh masyarakat. Jenis buku apa yang sedang laku
di pasaran, karena biasanya penerbit hanya akan menerbitkan buku-buku yang laku
di pasaran.
Kesimpulan:
- Berlatihlah menulis setiap hari
sehingga tulisan yang dihasilkan lama
kelamaan menjadi lebih bagus.
- Seorang penulis untuk bisa menulis
setiap hari tidak perlu khawatir idenya dari mana, karena sebenarnya segala hal yang bisa ditangkap oleh panca
indra kita adalah sumber ide. Tinggal kita berusaha untuk mengolahnya.
- Menulis itu buat diri kita sendiri tidak
semata-mata untuk orang lain. Jadi, berikanlah yang terbaik kepada tulisan kita
sendiri, sehingga mendapat yang terbaik dari yang kita berikan. Sedangkan para
pembaca, adalah pihak yang ikut menikmati manfaatnya. Dengan begitu, maka lewat
tulisan kita; kita menjadi pribadi yang lebih baik terlebih dahulu. Sambil
mengajak orang lain untuk menemani perjalanan menuju perbaikan diri itu.
- Teruslah menulis, karena dengan menulis, kita melayani diri sendiri dan memberi manfaat kepada orang lain.
- Kita perlu SETIAP HARI MENULIS, agar
kelak kita jadi terampil menuangkan gagasan bukan hanya melalui lisan saja.
Melainkan juga dalam bentuk tulisan.
Mantuul
ReplyDelete