Friday, May 15, 2020

JANGAN PUTUS ASA WALAU BUKUMU DITOLAK PENERBIT MAYOR

Belajar Menulis Gelombang 9
Pertemuan ke-26
Hari / Tanggal: Jumat, 15 Mei 2020
Waktu: Pukul 13.00 – 15.00 WIB
Pemateri: Wijaya Kusumah, M. Pd. (Om Jay)
Topik: Ketika Bukumu Ditolak Penerbit Mayor
Peresume: Winarti, S. Pd.                   

JANGAN PUTUS ASA WALAU BUKUMU DITOLAK PENERBIT MAYOR


Assalamu alaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Selamat siang guru guru hebat Indonesia
Senang rasanya bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada anda semuanya siang hari ini
Pada siang hari ini, omjay akan berbagi pengalaman tentang kisah nyata omjay ditolak penerbit mayor. Sedih rasanya bila buku yang kita tulis ditolak oleh penerbit. Om Jay sendiri pernah merasakannya. Makan tak enak, tidurpun tak nyenyak. Sakitnya tuh di sini! (sambil mengelus dada) hahaha. Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati ini, hihihi.

Namun perlu anda ketahui. Om Jay termasuk orang yang pantang menyerah. Ketika naskah buku ditolak para penerbit mayor, beliau tidak putus asa tetapi justru menerimanya dengan lapang dada. Om Jay menerimanya dengan senyuman meskipun terasa pahit. Kegagalan yang dialami oleh Om Jay justru memotivasi beliau untuk terus berkarya. Menulis dan menulis lagi sambil belajar terus kepada penulis-penulis senior supaya ada masukan atau kritik dan saran sehingga memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada pada tulisannya.

Berkali-kali gagal lekas bangkit dan cari akal.
Berkali kita jatuh lekas berdiri jangan mengeluh.
Jadilah guru tangguh berhati cahaya.
Kegagalan adalah awal dari sukses yang tertunda.

Gembirakan dirimu dengan terus belajar kepada orang-orang yang telah sukses menerbitkan bukunya. Om Jay terus memperbaiki tulisannya. Kemudian  dibaca kembali. Beberapa teman yang Om Jay percaya ,  diminta untuk memberikan masukan. Hasilnya buku Om Jay menjadi lebih baik dari sebelumnya dan lebih enak untuk dibaca. Sakit hati ini terasa terobati.

Ibarat seorang mahasiswa S1 yang skripsinya dipermak habis sama dosen pembimbingnya. Ibarat mahasiswa S2 yang tesisnya ditolak promotornya dan ibarat mahasiswa S3 yang ditolak proposal desertasinya.

Om Jay sangat berterima kasih kepada para penerbit yang sudah menolak buku yang telah disusun.  Dengan begitu buku yang disusun Om Jay menjadi layak jual. Coba kalau seandainya naskah bukunya  langsung diterima, pasti banyak yang tidak laku karena isinya kurang menarik hati pembaca. Bukunya terbit tapi tidak banyak pembelinya, karena bukunya tidak menarik hati pembaca.
Om Jay jadi banyak belajar semenjak buku ditolak penerbit mayor. Beliau perbaiki dan terus perbaiki sehingga naskah buku menjadi lebih enak dibaca. Butuh waktu lama mengerjakannya. Beliau pantang menyerah. Beliau belajar dari penolakan. Kemudian ia pergi ke toko buku dan membaca buku-buku best seller. Dari sanalah Om Jay akhirnya tahu rahasia buku mereka laris dibaca pembaca.

Saat itu Om Jay semakin menggebu-gebu semangatnya.
     Ibarat perahu yang sudah berlayar tentu pantang untuk kembali ke pelabuhan.
          Jalan terus sampai tujuan walaupun akan banyak ombak besar menghadang.
               Tidak ada nahkoda ulung yang tidak melalui lautan yang berombak ganas.
        Justru disitulah keahliannya teruji.

Ketika bukumu ditolak penerbit, teruslah menulis dan jangan berhenti menulis. Ketika engkau terus menulis, maka tulisanmu akan semakin tajam dan nendang. Pasti tulisanmu akan layak jual. Pasti tulisanmu akan banyak dibaca orang. Aha kuncinya satu mau belajar dan pantang menyerah.
Perbaiki dan terus perbaiki sehingga penerbit mayor mau menerbitkan bukumu tanpa kamu keluar uang satu senpun. Kamupun tersenyum ketika royalti bukumu mencapai angka yang fantastis. Puluhan bahkan ratusan juta rupiah kamu dapatkan bila bukumu laku keras. Seperti royalty buku yang kami terima saat ini.

Apa  alasan penerbit menolak tulisan yg kita ingin kita berikan, karena tulisan kita kurang sesuai dengan standart penerbit, dan biasanya calon penulis baru begitu sangat menggebu gebu dan sangat yakin bukunya akan laku. Rasa percaya diri itu dibangun mlalui proses terus menerus, dan jatuh bangun. Seperti anda belajar sepeda, awalnya agak susah naik sepeda. tapi kalau sdh bisa mah enak enak saja, hehehe.

Ini contoh buku yang ditolak penerbit mayor. Om Jay tidak putus asa dan terus bersemangat untuk memperbaiki isi bukunya. Alhamdulillah akhirnya diterima penerbit mayor. Berkat buku ini, Om Jay dapat keliling Indonesia untuk berbagi ilmu PTK.


Seorang penulis sejati, tidak akan patah semangat walaupun hasil karyanya ditolak oleh penerbit mayor. Justru menambah semangat dalam berkarya dan berusaha untuk mencari tahu letak kekurangannya supaya segera bisa memperbaikinya. Menerima kritik saran dari para senior ataupun pembaca, sehingga hasil karya selanjutnya lebih bagus lagi.

Biarkan orang lain berkomentar tentang tulisan kita, dengan begitu kita akan semakin tahu kekurangan dari tulisan tersebut. Setelah mengetahui kekurangannya segeralah kita perbaiki.  Ingat di atas langit masih ada langit. Untuk itulah kemampuan menulis seseorang  harus terus diasah dengan banyak berlatih menulis dan terus membaca supaya lebih sukses.

Inilah bukti kegigihan tokoh kita Om Jay, setelah mengalami penolakan dari penerbit, justru karya-karya yang berikutnya semakin bagus. Beliau belajar terus-menerus sampai menghasilkan banyak buku yang berkualitas, yang pastinya penerbit akan menerima bukunya. Inilah buku-buku hasil karya Om Jay.


Buku-buku Om Jay yang bermutu itu hasil jerih payah dari seorang yang bermutu pula. Tanpa kegigihan dan keuletan dari penulis tidak mungkin bisa menghasilkan buku-buku tersebut. Dengan berpegang teguh prinsip “Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi”. Beliau benar-benar melaksanakan apa yang sudah menjadi prinsipnya, dan pada akhirnya hasil karyanya semakin banyak dan bermutu.

Suatu kisah yang perlu ditauladani, walau berawal dari suatu penolakan tetapi  berakhir dengan kesuksesan. Bagi para penulis pemula, jangan takut tulisannya ditolak, teruslah menulis sampai tulisanmu diperebutkan oleh para penerbit, seperti kisah penulis kita yaitu Om Jay. Ingat kegagalan itu adalah keberhasilan yang tertunda. Apa yang dilkukan oleh Om Jay perlu kita contoh.

Bagaimana cara menerbitkan buku dari kumpulan resume yg telah kita buat?
  • Segera kumpulkan dari pertemuan pertama sampai terakhir,
  • gabung dalam satu file.
  • kemudian lihat buku-buku yang sdh diterbitkan penerbit andi
  • kemudian tawarkan ke penerbit andi yogya.

Menulis itu membutuhkan suatu pengetahuan dan keterampilan supaya bisa menghasilkan tulisan yang bermutu. Untuk itulah sangat penting penulis terus belajar dan berlatih terus-menerus sampai dapat menghasilkan buku yang bermutu.  Perlu diketahui bahwa tidak semua orang yang bagus bicaranya belum tentu bagus tulisannya.

Kesimpulan:
  • Jika penulis menawarkan bukunya ke suatu penerbit ditolak jangan larut dalam kesedihan, bangkitlah dan cari tahu di mana letak kekurangannya dan segera perbaiki kesalahannya.
  • Jangan malu bertanya atau memohon kritik dan saran dari penulis senior, supaya kita mengetahui letak kekurangan dan kelebihan sehingga kita bisa meningkatkan kualitas tulisannya.
  • Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Perbanyak membaca supaya wawasan luas dan pengetahuannya banyak, sehingga  Anda akan memiliki banyak ide untuk menulis.

4 comments: