Belajar Menulis Gelombang 9
Pertemuan ke-26
Hari / Tanggal: Jumat, 15 Mei 2020
Waktu:
Pukul 13.00 – 15.00 WIB
Pemateri:
Wijaya Kusumah, M. Pd. (Om Jay)
Topik:
Ketika Bukumu Ditolak Penerbit Mayor
Peresume:
Winarti, S. Pd.
Email:
winwinarti2401@gmail.com
JANGAN PUTUS ASA WALAU BUKUMU DITOLAK
PENERBIT MAYOR
Assalamu
alaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Selamat
siang guru guru hebat Indonesia
Senang
rasanya bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada anda semuanya siang hari
ini
Pada
siang hari ini, omjay akan berbagi pengalaman tentang kisah nyata omjay ditolak
penerbit mayor. Sedih rasanya bila buku yang kita tulis ditolak oleh penerbit.
Om Jay sendiri pernah merasakannya. Makan tak enak, tidurpun tak nyenyak.
Sakitnya tuh di sini! (sambil mengelus dada) hahaha. Lebih baik sakit gigi
daripada sakit hati ini, hihihi.
Namun
perlu anda ketahui. Om Jay termasuk orang yang pantang menyerah. Ketika naskah
buku ditolak para penerbit mayor, beliau
tidak putus asa tetapi justru menerimanya dengan lapang dada. Om Jay menerimanya
dengan senyuman meskipun terasa pahit. Kegagalan yang dialami oleh Om Jay
justru memotivasi beliau untuk terus berkarya. Menulis dan menulis lagi sambil
belajar terus kepada penulis-penulis senior supaya ada masukan atau kritik dan
saran sehingga memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada pada tulisannya.
Berkali-kali gagal lekas bangkit
dan cari akal.
Berkali kita jatuh lekas berdiri
jangan mengeluh.
Jadilah guru tangguh berhati
cahaya.
Kegagalan adalah awal dari sukses
yang tertunda.
Gembirakan
dirimu dengan terus belajar kepada orang-orang yang telah sukses menerbitkan
bukunya. Om Jay terus memperbaiki tulisannya. Kemudian dibaca kembali. Beberapa teman yang Om Jay
percaya , diminta untuk memberikan
masukan. Hasilnya buku Om Jay menjadi lebih baik dari sebelumnya dan lebih enak
untuk dibaca. Sakit hati ini terasa terobati.
Ibarat
seorang mahasiswa S1 yang skripsinya dipermak habis sama dosen pembimbingnya.
Ibarat mahasiswa S2 yang tesisnya ditolak promotornya dan ibarat mahasiswa S3
yang ditolak proposal desertasinya.
Om
Jay sangat berterima kasih kepada para penerbit yang sudah menolak buku yang
telah disusun. Dengan begitu buku yang
disusun Om Jay menjadi layak jual. Coba kalau seandainya naskah bukunya langsung diterima, pasti banyak yang tidak
laku karena isinya kurang menarik hati pembaca. Bukunya terbit tapi tidak
banyak pembelinya, karena bukunya tidak menarik hati pembaca.
Om
Jay jadi banyak belajar semenjak buku ditolak penerbit mayor. Beliau perbaiki
dan terus perbaiki sehingga naskah buku menjadi lebih enak dibaca. Butuh waktu
lama mengerjakannya. Beliau pantang menyerah. Beliau belajar dari penolakan.
Kemudian ia pergi ke toko buku dan membaca buku-buku best seller. Dari sanalah
Om Jay akhirnya tahu rahasia buku mereka laris dibaca pembaca.
Saat
itu Om Jay semakin menggebu-gebu semangatnya.
Ibarat perahu yang sudah berlayar tentu
pantang untuk kembali ke pelabuhan.
Jalan terus sampai tujuan
walaupun akan banyak ombak besar menghadang.
Tidak ada nahkoda ulung yang tidak melalui
lautan yang berombak ganas.
Justru disitulah keahliannya teruji.
Ketika
bukumu ditolak penerbit, teruslah menulis dan jangan berhenti menulis. Ketika
engkau terus menulis, maka tulisanmu akan semakin tajam dan nendang. Pasti
tulisanmu akan layak jual. Pasti tulisanmu akan banyak dibaca orang. Aha
kuncinya satu mau belajar dan pantang menyerah.
Perbaiki
dan terus perbaiki sehingga penerbit mayor mau menerbitkan bukumu tanpa kamu
keluar uang satu senpun. Kamupun tersenyum ketika royalti bukumu mencapai angka
yang fantastis. Puluhan bahkan ratusan juta rupiah kamu dapatkan bila bukumu
laku keras. Seperti royalty buku yang kami terima saat ini.
Apa alasan penerbit menolak tulisan yg kita ingin
kita berikan, karena tulisan kita kurang sesuai dengan standart penerbit, dan
biasanya calon penulis baru begitu sangat menggebu gebu dan sangat yakin
bukunya akan laku. Rasa percaya diri itu dibangun mlalui proses terus menerus,
dan jatuh bangun. Seperti anda belajar sepeda, awalnya agak susah naik sepeda.
tapi kalau sdh bisa mah enak enak saja, hehehe.
Ini
contoh buku yang ditolak penerbit mayor. Om Jay tidak putus asa dan terus
bersemangat untuk memperbaiki isi bukunya. Alhamdulillah akhirnya diterima
penerbit mayor. Berkat buku ini, Om Jay dapat keliling Indonesia untuk berbagi
ilmu PTK.
Seorang
penulis sejati, tidak akan patah semangat walaupun hasil karyanya ditolak oleh
penerbit mayor. Justru menambah semangat dalam berkarya dan berusaha untuk
mencari tahu letak kekurangannya supaya segera bisa memperbaikinya. Menerima
kritik saran dari para senior ataupun pembaca, sehingga hasil karya selanjutnya
lebih bagus lagi.
Biarkan
orang lain berkomentar tentang tulisan kita, dengan begitu kita akan semakin
tahu kekurangan dari tulisan tersebut. Setelah mengetahui kekurangannya
segeralah kita perbaiki. Ingat di atas
langit masih ada langit. Untuk itulah kemampuan menulis seseorang harus terus diasah dengan banyak berlatih
menulis dan terus membaca supaya lebih sukses.
Inilah
bukti kegigihan tokoh kita Om Jay, setelah mengalami penolakan dari penerbit,
justru karya-karya yang berikutnya semakin bagus. Beliau belajar terus-menerus
sampai menghasilkan banyak buku yang berkualitas, yang pastinya penerbit akan
menerima bukunya. Inilah buku-buku hasil karya Om Jay.
Buku-buku
Om Jay yang bermutu itu hasil jerih payah dari seorang yang bermutu pula. Tanpa
kegigihan dan keuletan dari penulis tidak mungkin bisa menghasilkan buku-buku
tersebut. Dengan berpegang teguh prinsip “Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa
yang Terjadi”. Beliau benar-benar melaksanakan apa yang sudah menjadi
prinsipnya, dan pada akhirnya hasil karyanya semakin banyak dan bermutu.
Suatu
kisah yang perlu ditauladani, walau berawal dari suatu penolakan tetapi berakhir dengan kesuksesan. Bagi para penulis
pemula, jangan takut tulisannya ditolak, teruslah menulis sampai tulisanmu
diperebutkan oleh para penerbit, seperti kisah penulis kita yaitu Om Jay. Ingat
kegagalan itu adalah keberhasilan yang tertunda. Apa yang dilkukan oleh Om Jay
perlu kita contoh.
Bagaimana cara menerbitkan buku
dari kumpulan resume yg telah kita buat?
- Segera kumpulkan dari pertemuan pertama sampai terakhir,
- gabung dalam satu file.
- kemudian lihat buku-buku yang sdh diterbitkan penerbit andi
- kemudian tawarkan ke penerbit andi yogya.
Menulis
itu membutuhkan suatu pengetahuan dan keterampilan supaya bisa menghasilkan
tulisan yang bermutu. Untuk itulah sangat penting penulis terus belajar dan
berlatih terus-menerus sampai dapat menghasilkan buku yang bermutu. Perlu diketahui bahwa tidak semua orang yang
bagus bicaranya belum tentu bagus tulisannya.
Kesimpulan:
- Jika penulis menawarkan bukunya ke suatu penerbit ditolak jangan larut dalam kesedihan, bangkitlah dan cari tahu di mana letak kekurangannya dan segera perbaiki kesalahannya.
- Jangan malu bertanya atau memohon kritik dan saran dari penulis senior, supaya kita mengetahui letak kekurangan dan kelebihan sehingga kita bisa meningkatkan kualitas tulisannya.
- Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Perbanyak membaca supaya wawasan luas dan pengetahuannya banyak, sehingga Anda akan memiliki banyak ide untuk menulis.
Pantang menyerah
ReplyDeleteSiap Om Jay
DeleteBagus dan sangat inspiratif
ReplyDeleteTerima kasih bu Maryuti atas tanggapannya,semoga bermanfaat
Delete