Wednesday, May 6, 2020

MENULIS DALAM KESIBUKAN

Belajar Menulis Gelombang 9
Pertemuan ke-19
Hari / Tanggal: Selasa, 5 Mei 2020
Waktu: Pukul 13.00 – 15.00 WIB
Pemateri: Much. Khoiri (Master Emcho)
Topik: “Menulis dalam Kesibukan”
Peresume: Winarti, S. Pd.                    

 

·       Siapa yang tidak sibuk?
Semua orang sebenarnya sibuk semua sesuai dengan urusannya masing-masing. Dari orang biasa atau bahkan sampai pejabat  semua  sibuk dengan urusannya. Di mana pun dan kapan pun orang itu berada selalu memiliki kesibukan.
Manusia adalah subjek, tanpa kata kerja, subjek hanyalah entitas yang mati, tanpa makna kontektualitasnya ( Much. Khoiri).
Pada hakekatnya manusia kalau masih hidup mesti sibuk. Tidak ada alasan untuk tidak menulis walaupun sedang sibuk. Tidak ada guna juga jika orang itu tidak melakukan sesuatu, karena orang tersebut termasuk orang merugi.

Menulis dalam kesibukan itu kita harus bisa mengatur diri, dengan  memanajemen kesibukan.
Di dalam kesibukan mesti ada kesempatan, tergantung bagaiman kita menyikapinya, menyiasatinya, sehingga pada akhirnya kita bisa menikmatinya bukan malah menggerutu. Kita harus pandai-pandai mengatur waktu dan menyiasatinya dengan baik pula.
     Di dalam kesibukan mesti ada kesempatan,
     Di dalam kesulitan mesti ada kemudahan
    Di dalam kesempitan mesti ada kelonggoran

Jika sikap kita  positif pada kesibukan maka akan menghasilkan hal yang positif atau kebaikan. Tetapi sebaliknya jika sikap kita negatif kepada kesibukan itu, maka akan menghasilkan hal yang negatif pula.
Penulis sejati akan mencurahkan daya dan pikirannya untuk bisa menghasilkan tulisan yang baik walaupun dalam kesibukannya. Tiada hari tanpa menulis. Menulis itu wajib seperti halnya membaca. Sesuai dalam Al –Quran surat Al- Alaq kita diwajibkan untuk membaca (Iqra). Jangan lupa jika kita akan melakukan sesuatu harus diawali dengan doa, termasuk juga kalau mau menulis, sehingga akan berjalan lancar dan hasilnya memuaskan.
Menikmati Kesibukan
Penulis sejati akan mencurahkan daya dan pikirannya untuk menhasilkan tulisan. Andai kata ia tidak sedang menulis, ia pastilah memikirkan tentang apa yang hendak ditulis. Ada waktu istimewa yang dipilihnya, yang paling nyaman, untuk larut dalam menulis. Ia tidak akan membiarkan satu hari pun tanpa menulis. Menulis sama wajibnya dengan membaca.

·        Mengapa kita harus menulis?
Kita harus tahu bahwa ketika bicara maka kata-kata kita hanya melintas sesaat, tetapi ketika kita menulis maka kata-katanya akan menggema hingga berabad-abad. Apa yang kita katakan akan musnah kalau tidak ditulis. Perhatikanlah kata-kata bijak berikut ini, semoga memantapkan langkah kita.
Pramoedya Ananta:
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis,
Ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
Menulis adalah bekerja untuk kebaikan.”


Budi Darma:
“Begitu seorang pengarang mati, tugasnya sebagai pengarang tidak dapat diambil alih orang lain. Sebaliknya, jika dekan, camat, dan mantri polisi mati, dalam waktu singkat
akan ada orang yang dapat  dan mampu menggantikannya.”

·       Mendidik Diri Menulis
Mendidk diri menulis itu bukan hanya membuat diri kompeten di bidang menulis, melainkan juga berani menegakkan prinsip “reward and punishment”. Sebagai penulis, kita harus bisa mendidik diri supaya kita tahubahwa ada tugas yang harus diselesaikan. Dalam menulis itu harus disiplin supaya bisa menghasilkan sebuah tulisan yang bagus. Jika penulis tidak disiplin maka perlu diberikan punishment. Hukuma itu perlu untuk mengingatkan kita mengikuti aturan yang telah ia tetapkan. Tetapi sebaliknya jika penulis itu mampu menjalankan kewajibannya dengan baik bahkan hasilnya melampau batas yang yang telah ditentukan maka perlu diberikan hadiah / reward. Adapun bentuk hadiahnya bisa disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan. Misalnya penulis yang berhasil menulis dengan sangat baik diberi hadiah leptop baru karena kebetulan leptopnya sudah sering rusak. Semua itu akan dapat memotivasi penulis untuk lebih memaksimalkan kemampuannya.
·        
      Menulis Itu Berkomunikasi
Bagi seorang penulis, tulisan itu sebagai sarana dalam berkomunikasi. Penulis dengan pembaca saling berkomunikasi. Menurut Plato mengatakan, ‘wise men speak because they have something to say; foois because they have to say something’. Orang bijak bicara karena mereka mempunyai sesuatu untuk disampaikan atau dikatakan, orang bodoh bicara karena harus menyatakan sesuat, artinya orang bijak bisa saja diam dan dia akan bicara ketika ada sesuatu yang penting untuk disampaikan, sementara orang bodoh bicara sesuatu yang tidak penting, omong kosong. Jadi kita menulis karena ada sesuatu yang ingin disampaikan seperti:
  •           Kita bisa mengomunikasikan gagasan.
  •       Kita dan pembaca seakan berada dalam forum saliang berhadapan.
  •       Materi tulisan tentu harus selaras dengan kebutuhan audiens (pembaca).
  •       Pengorganisasian materi tulisan juga perlu bagus.
  •       Penggunaan bahasa yang komunikatif.

Jalinlah komunikasi yang komunikatif antara komunikan dan komunikator, sehingga tujuan dari komunikasi itu tercapai. Ketika berkomunikasi berarti menyampaikan pesan maka gunakan bahasa yang enak dibaca dan didengar sehingga pesannya sampai kepada pembaca/pendengar.
Bahasa yang digunakan dalam menulis harus disesuaikan dengan kebutuhan, contohnya jika kita menulis karya ilmiah maka harus menggunakan bahasa ilmiah. Sebaliknya jika kita menulis yang ditujukan kepada orang umum maka bahasanya semi ilmiah atau bahasa populer supaya mudah dipahami oleh pembaca.

·       Ada 17 Strategi Jitu yang Bisa Diterapkan dalam Menulis di Tengah  Kesibukan.
Di tengah kesibukan, kita harus bisa menyiasatinya supaya tetap bisa menulis atau berkarya. Berikut akan disampaika 17 strategi jitu tersebut:
1.  Tetapkan Niat Menulis
Setiap kegiatan apa pun harus diawali dengan yang baik dan harus berdoa terlebih dahulu supaya apa yang kita lakukan dapat ridho dari Allah SWT. Sesuai juga dengan Hadits “Innamal A’malu Binniyat”
yang artinya “Amal itu tergantung dari niatnya dan seseorang hanya akan mendapatkan sesuai niatnya”.
Niat dan keyakinan itu akan menjadi daya dorong ketika kita belum bangkit,
Niat dan keyakinan itu harus kuat karena nantinya akan menjadi penolong daya tahan pada saat ada godaan.
Contohnya ketika rasa malas itu datang, maka niat  dan keyakinan akan menjadi pendorong dalam melakukan kegiatan menulis. Niat kita menulis juga dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
 - pertama niat menulis untuk beramal dan mencerdaskan bangsa.
- kedua niat menulis untuk mendapatkan uang.

2. Rajinlah Membaca
Seseorang yang sedang membaca bagaikan sedang melihat masa lalu dan masa datang. Dengan membaca kita akan mendapat pengetahuan yang dapat menambah wawasan sehingga kalau mau menuangkan dalam bentuk tulisan akan lebih mudah. Ketika kita membaca buku yang bagus maka akan sangat mungkin dapat menginspirasi penulis dalam menulis.

3. Gunakan Alat Perekam Gagasan
Gagasan atau ide datang kapan saja, untuk itu kita perlu menggunakan alat perekam, karena terkadang pada saat kita dalam perjalan pun ide atau gagasan muncul. Dan pada saat itu belum tentu kita sempat menuliskan ide itu ke dalam suatu karya, maka minimal tulis dulu ide tersebut di mana pun kapan pun. Dan semua itu bisa dilakukan kalau kita selalu membawa alat  perekam. Baik itu berupa alat tulis, HP, kammera, dan lain sebagainya.

4. Kobarkan  Inspirasi Menulis
Secara umum, inspirasi diartikan sebagai suatu hal yng muncul dari pikiran manusia atau berupa rangsangan dari luar manusia. Inspirasi atau ilham itu dapat memunculkan sebuah ide. Inspirasi bisa datang kapan saja, dari mana saja, dan bahkan dari sesuatu yang sederhana yang kita jumpai sehari-hari. Seorang penulis sejati jangan sampai hanya menunggu inspirasi datang, inspirasi dapat diciptakan dengan banyak membaca. Inspirasi akan membangkitkan passion dan semangat membara yang akan membawa hidup kita lebih sukses dan bahagia.

5. Tentukan Waktu Utama
Sebagai seorang penulis sejati harus dapat menentukan waktu yang paling tepat untuk menulis, bisa pagi hari, siang hari, sore, atau malam hari. Kita harus bisa mengalokasikan waktu kapan kita harus menulis, yang sekiranya tidak mengganggu aktivitas lain. Yang penting sekiranya waktu itu nyaman untuk menulis . Dan perlu diingat setiap orang tentu berbeda-beda zona nyaman untuk menulisnya. Penulis itu harus disiplin kalau sudah menentukan waktu utama menulis ya harus menulis.

6. Untuk Penulis Pemula, Bisa Menulis Bebas
Bagi penulis pemula itu dapat menulis bebas, menulis apa saja yang mau ditulis tanpa takut salah akan kaidah-kaidah atau peraturan-peraturan. Seperti selayaknya sedang curhat yang temanya bebas dan gayanya pun bebas. Orang yang menulis bebas itu sebenarnya sedang memaksimalkan kerja otak kanan dan meminimalkan kerja otak kiri. Otak kanan spontan, penuh kebebasan, tanpa aturan, sedangkan otak kiri menuntut kerja teratur,sistematis, dan penuh pertimbangan. Gaya bebas itu dapat membantu memperlancar dalam menulis.

7. Menulis di Dalam Hati
Merancang apa saja yang akan di tulis di dalam hati, jika kita sedang berada di perjalanan, yang saat itu misalnya  tidak mungkin untuk menulis. Misal kita sedang mengemudi /nyetir atau sedang bekerja yang tidak mungkin sambil menulis, maka cukup menulis di dalam hati. Sepanjang perjalanan kita bisa sambil merancang atau memikirkan apa yang nanti akan ditulis. Semua ide-ide yang bagus datangnya spontan maka jangan lewatkan ide tersebut segera ditulis baik di dalam hati ataupun sempatkan minimal menulis ide terlebih dahulu.

8. Menulis di Waktu Utama
Menulislah di waktu yang telah ditentukan.  Kita harus menepati sesuai jadwal kapan waktu utama yang sudah dipilih. Misalnya kita memilih waktu setelah sholat malam, maka kita harus menulis pada waktu itu. Mudah-mudahan waktu yang dipilih itu adalah waktu yang baik untuk berkarya. Seorang memiliki pilihan waktu yang berbeda-beda sesuai dengan kenyamanan orang tersebut.

9. Manfaatkan Waktu Luang
Jika kita sebagai penulis sudah berusaha menulis dengan menggunakan waktu utama dengan baik tetapi ternyata masih kurang atau belum selesai, maka gunakan waktu luangnya dengan sebaik mungkin. Penulis harus disiplin dalam mengatur waktu dan dalam menggunakan waktu tersebut.

10. Menulis yang Dialami
Menulis apa-apa yang dialami itu lebih mudah karena setiap orang pernah mengalami suatu kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang dialami itu kemudian dicatat seperti halnya membuat buku harian. Contoh kalau kita senang berkemah, maka apa yang dialami di perkemahan diceritakan melalui tulisan.

11. Menulis yang Dirasakan
Penulis itu bisa memanfaatkan kekuatan perasaan untuk dituangkan dalam tulisan. Jika merasakan sesuatu akan lebih baik dituangkan dalam bentuk tulisan, karena paling tidak bisa mengurangi beban pikirannya. Biasanya tulisannya akan mengalir begitu saja sesuai dengan apa yang sedang dirasakan.

12. Menulis Selaras Minat dan Pekerjaan
Hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang bisa ditulis menjadi sebuah karya. Misalnya seorang guru dalam pelaksanaan KBM itu sering muncul permasalahan-permasalahan, maka hal tersebut bisa dituangkan dalam bentuk tulisan. Setiap orang mempunyai pengalaman yang menarik berkaitan dengan pekerjaan yang dijalaninya. Pengalaman menarik itu tepat sekali dijadikan bahan untuk menulis.

13. Menulis dengan Riang
Proses menulis dengan perasaan riang / bahagian akan lebih lancar dan mudah karena perasaan itu sebagai pendorong seseorang dalam menyelesaikan sesuatu. Biasanya seseorang tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaannya jika ia tidak bahagia. Ketika kita bahagia maka akan  mampu berkarya lebih baik lagi.

14. Menulis yang Banyak
Menulislah setiap hari semaksimal mungkin sehingga akan menghasilkan tulisan yang banyak. Perlu diketahui bahwa dari kuantitas itu bisa menghasilkan kualitas.

15. Read Better, Write Faster
Bagi seorang yang membacanya lebih baik maka akan mampu menulis dengan cepat. Untuk itu tingkatkanlah kemampuan membaca sehingga akan berpengaruh juga dalam kemampunan menulisnya. Semakin tinggi kemampuan membaca seseorang maka semakin cepat seseorang dalam menulis.

16. Buatlah Motto yang Dahsyat
Buatlah motto yang baik sehingga dapat memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu. Dan pasanglah motto itu di tempat yang strategis sehingga sering dibaca.

17. Menulis dengan Doa
Setiap kegiatan yang baik harus diawali dengan berdoa, sehingga akan menghasilkan hasil yang baik pula. Berdoalah sebelum kalian menulis sehingga diberi kemudahan dan kelancaran dan hasilnya memuaskan. Tulisan yang baik adalah tulisan yang banyak bermanfaat bagi orang banyak.
Pahamilah  17 strategi jitu menulis dalam kesibukan, kemudian gunakan atau terapkan pada diri kalian sesuaikan dengan kebutuhannya. Artinya tidak harus menggunakannya sekaligus sesuaikan dengan kebutuhan menulis kalian. Jika kalian bisa menerapkan dengan baik maka kalian akan bisa menjadi penulis sejati

Kesimpulan:
  •          Setiap orang memiliki kesibukan masing-masing,  yang penting bagaimana kita bisa menyiasati kesibukan tersebut sehingga kita bisa menikmati kesibukan itu.
  •          Menulis dalam kesibukan itu harus kita maknai sebagai suatu kewajiban sehingga kita akan berusaha untuk melaksanakan kewajiban tersebut dengan sebaik-baiknya.
  •          Untuk melaksanakan sebuah kewajiban itu harus didasari dengan niat yang kuat, komitmen, disiplin yang tinggi, semangat yang tinggi, menentukan waktu yang tepat, sehingga kita dapat menulis dan menyelesaikan denan baik.


3 comments:

  1. Yuk kita menulis ditengah tengah kesibukan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Isya Allah Om Jay. Betul sekali dengan banyaknya tugas mudah-mudahan kita bisa menyiasatinya dengan bijak, aamiin

      Delete
  2. Membiasakan menulis hingga jadi kebiasaaan dan budaya....jossss

    ReplyDelete