Friday, April 17, 2020

GURU MENULIS DAN BERPRESTASI


Sabtu, 18 April 2020
Kisah Inspiratif

GURU MENULIS DAN BERPRESTASI

SIGIT SURYONO, S. Pd., M. Pd.
Guru SMP N 1 Wonosari, Gunung Kidul, DIY, Indonesia

Inovasi Belajar: About

Sigit Suryono, S.Pd. lahir di Sleman, 20 Nopember 1976 dari pasangan Bapak Giyono SW dan Ibu Waginem. Masa kecil tinggal di Ngawen, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta. 
Malam ini kita mendapatkan pencerahan dari bapak Sigit Suryono, juara pertama guru berprestasi jenjang SMP dan duta belajar rumah kemdikbud. Beliau berbagi pengalamannya menulis dan berprestasi di tingkat nasional.
Pak Sigit berbagi pengalaman dengan teman-teman berkaitan dengan keberhasilan beliau menjadi juara 1 guru berprestasi SMP tingkat nasional tahun 2015 maupun sebagai duta rumah belajar tahun 2018 dan prestasi lainnya yang semoga bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman untuk bisa mencapai hal tersebut.
Sesuai dengan judul "Guru Menulis dan Berprestasi" beliau berkata, baru satu kali membuat buku itu pun harus saya buat sama istri selama 9 tahun baru bisa jadi 1 buku kumpulan cerpen yang dengan judul "Aku Ingin Menghitung Rembulan" pada tahun 2017 berhasil menjadi salah satu desiminator terbaik literasi smp tingkat nasional. "betapa sulitnya saya membuat karya", Namun itu sisi sebagai penulis buku saya susah, tetapi di sisi lain saya sering membuat coretan artikel, berita, dan juga tutorial yang lumayan banyak yang saya upload di web saya yaitu di ciget.info maupun di inobel.id
Hal pertama yang ingin beliau sharingkan pada teman-teman adalah tentang bagaimana beliau bisa meraih juara 1 guru berprestasi tingkat Nasional pada Tahun 2015. Untuk mencapai kejuaran tersebut beliau sebenarnya mulai menyiapkan diri sejak awal bekerja di SMP Negeri 1 Wonosari. Tepatnya pada saat itu saya masih CPNS diminta untuk mengikuti kegiatan seleksi simposium tingkat Propinsi  DIY tahun 2006. Beliau melihat ada peluang yang beliau rekam dari senior-senior saat pelaksanaan simposium tersebut yaitu banyak dari peserta simposium yang ahli dalam penelitian namun belum banyak yang menguasai TIK, sedangkan teman-teman yang menguasai TIK banyak yang tidak mau melakukan penelitian bahkan malas menulis laporan.
Simposium pada waktu itu diikuti oleh semua ketua MGMP SMP maupun pengurus hampir semua bidang study yang ada di propinsi DIY dan setiap Kabupaten wajib untuk mengirimkan peserta dalam kegiatan tersebut. Itu sebagai sebuah tantangan dan peluang bagi beliau untuk mempromosikan diri kepada para senior, hal tersebut dikarenakan beliau pada tahun 2006 sudah menyelesaikan S2 untuk jurusan Teknologi Pembelajaran (walaupun harus kuliah 11 tahun karena S1 hampir DO 7 tahun ditambah langsung S2 3,3 tahun itulah senjata yang handal bagi saya)’ 

Untuk keberhasilan awal yang Pak Sigit rasakan adalah:
 A. Pendidikan amat penting bagi kita saat akan terjun ke dunia kerja (saya sudah diberi senjata yang tajam oleh orang tua),
 B. Pemilihan jurusan S2 yang tidak linier bagi saya pada saat itu karena ingin punya keahlian yang belum banyak dimiliki oleh teman-teman di dunia pendidikan pada saat itu.

Dari simposium tersebut pak Sigit mulai diminta untuk mengajar Powerpoint, flash, blog, dan lain-lain dari sekolah-sekolah  di wilayah kabapaten Gunung Kidul, lintas MGMP, dan juga diminta untuk menjadi trainer kegiatan di tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi. Kemudian ajang lomba mulai beliau jajaki, kegagalan setiap mengirimkan karya, dan proposal berkali-kali. Namun pantang menyerah terus mencari informasi lomba lewat web maupun blog tentang info lomba. Jangan tunggu informasi dari dinas karena pasti akan terlambat, kegagalan-kegagalan yang ada di depan mata saat lomba, bahkan karya terbaik yang beliau buat pun masih kalah dalam lomba padahal  pada saat itu karya yang beliau buat lebih baik dari karya peserta lomba lain "Inilah masalah baru bagi pemain lomba"
Oleh karena itu pak Sigit riset kenapa selalu kalah, pak Sigit renungkan akhirnya mulai tahun 2009 beliau sudah mulai mencicipi hasil kejuaran dari tingkat kabupaten, regional, maupun propinsi, namun di tingkat nasional beliau selalu kalah dalam 6 kali berhasil menjadi finasil lomba tingkat nasional apa sih yang menyebabkannya"

Pada saat kita benar-benar ingin mengikuti lomba tingkat nasional maka kita harus melakukan:
1. Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya karya yang akan kita ikut lombkan (kecuali masih tahap awal karena hanya ingin mencoba berhasil/tidak ya gagal/tidak),
2. Karya yang kita ikutkan dalam lomba bukan karya yang instan artinya karya yang kita buat tidak maksimal karena hanya membuat karya saat akan ada lomba, namun siapkanlah karya yang dibuat itu jauh hari bahkan mungkin 1 tahun pengerjaan yang di dalamnya ada jiwa dan ruh kita, semangat kita.
3. Jika kita lolos ke nasional perlu di lihat kembali apa sih yang akan dinilai saat kita mengikuti lomba tersebut, apakah karyanya ataukah presentasinya (hal ini sangat penting saat kita mengikuti suatu lomba),
4. Siapkan diri, pribadi, mental dan juga fokus pada lomba,
5. Saat presentasi lomba, fokus pada materi yang akan kita sampaikan, jangan sampai keluar dan menyimpang dari presentasi yang kita siapkan karena akan banyak memakan waktu.

Kegagalan-kegagalan di awal pak Sigit ikut lomba di tingkat nasional karena pada saat pemaparan beliau dulu sering melakukan presentasi yang keluar jalur bukan pada pokok media atau penelitian yang beliau buat misalnya (siapa saya, prestasi apa yang saya miliki, membanggakan organisasi, sekolah, maupun yang lainnya sehingga keluar jalur dari presentasi yang seharusnya saya harus fokus pada media yang saya presentasikan) itu penting sekali karena beliau pernah gagal di ajang inobel tahun 2009 saat itu beliau kehabisan waktu karena hanya menceritakan siapa beliau, dan lain-lain yang akhirnya harusnya dari teman-teman peserta pada saat itu menilai saya bisa masuk 3 besar ternyata tidak masuk, pengalaman pahit.
Lomba itu pasti hasilnya gagal atau juara. Kalau gagal maka kita harus melakukan evaluasi. Kalau menang jangan cuma karena suatu saat bisa juga kita akan kalah ketika tidak bisa kontrol diri "AKU-nya muncul" sehingga saat presentasi di lomba lain bisa kalah dengan orang lain. Maka saran pak Sigit pada teman-teman, mari kita terus belajar-belajar-dan belajar, belajar dimana saja, kapan saja dengan siapa saja" (seperti slogan Rumah Belajar) ya.
Hal yang saya tuliskan diatas adalah pengalaman pak Sigit saat mengikuti lomba-lomba yang selalu gagal, kemudian bagaimana beliau bisa jadi juara guru berprestasi tingkat nasional tahun 2015, apa yang beliau lakukan dan  apa yang beliau persiapkan.
Untuk tahun 2015 syarat portofolio kita adalah 8 tahun, itu hal yang menantang bagi peserta gupres maka penting untuk mengarsipkan semua kegiatan yang pernah kita lakukan dari tahun ke tahun (alhamdulillah karena pengalaman tahun 2006 tersebut beliau masih memiliki semua arsip yang dibutuhkan untuk mengikuti gupres, seperti undangan, catatan singkat/ laporan singkat setiap kegiatan yang saya ikuti, foto, video dan dokumentasi, piagam dan sertifikat yang lain selama 8 tahun tersebut hampir semuanya lengkap sehingga memudahkan untuk menyusun portofolio tersebut).
Pak Sigit lanjutkan untuk tipsnya:
C. Persiapkan naskah inovatif dan sesuaikan cara penulisannya sesuai dengan kaidah penulisan masing-masing karya. Tampilkan karya inovasi terbaik yang bapak/ ibu guru miliki dan selalu memperhatikan dari buku pedoman pemilihan guru berprestasi tingkat nasional. [karya bisa berupa PTK, best practice, maupun penelitian yang lainnya seperti penelitian eksperimen, penelitian R&D, dll.] jangan lupa buat presentasinya menggunakan Ms. Powerpoint atau yang lainnya.
D. Buat makalah evaluasi diri mengapa saya layak sebagai guru berprestasi dengan tema dan tata penulisan sesuai dengan ketentuan pedoman guru berprestasi. [jika dalam pedoman tidak ada makalah evaluasi diri maka makalah ini tidak perlu dibuat]
E Persiapkan video pembelajaran untuk satu tatap muka yang mencerminkan proses pembelajaran yang benar sesuai dengan rpp yang kita buat. [syarat yang maju ke tingkat nasional]

Tahapan-tahapan seleksi guru berprestasi dari tingkat kabupaten sampai nasional yaitu:
Kegiatan penilaian di masing-masing jenjang seperti yang sudah saya ikuti pada tahun 2015 meliputi:

Lomba Guru Berprestasi tingkat Kabupaten Gunung Kidul:
1. Test tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional
2. Test Wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Prefesional, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Kepribadian.
3. Presentasi dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.

Lomba Guru Berprestasi Tingkat Propinsi DIY:
1. Test tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian, dan Kompetensi Profesional
2. Test wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian, dan Kompetensi Profesional
3. Psikotest
4. Presentasi dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.

Lomba Guru Berprestasi Tingkat Nasional:
1. Test tertulis meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional
2. Test wawancara meliputi Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Sosial, Kompetensi Kepribadian dan Kompetensi Profesional
3. Psikotest
4. Presentasi dan wawancara Karya Tulis Ilmiah.
Komponen portofolio yang saya gunakan untuk lomba gupres tahun 2015 dapat dilihat di web saya : Contoh Portofolio Gupres

Kesimpulan:
Pesan Pak Sigit Suryono, S. Pd., M. Pd. untuk para guru  adalah teruslah belajar, berkolaborasi dan berbagi agar ilmu yang dimiliki agar bisa dimanfaatkan oleh orang lain. Bekalilah muridmu sesuai dunianya, karena mereka akan hidup di zaman mereka yang sangat berbeda dengan zamanmu. dan jangan lupa Belajar dimana saja, kapan saja, dengan  siapa saja ("Rumah Belajar").

3 comments:

  1. Cerita ini sangat memotivasi saya dan menyadarkan saya bahwa tidak semua keberhasilan didapatkan dengan mudahnya

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete