Belajar
Menulis Gelombang 9
Pertemuan
ke-6
Hari
/ Tanggal: Rabu, 15 April
2020
Waktu: pukul 19.00-21.00 WIB
Pemateri: Tri Agus Cahyono, M. Pd.
Tema: Karya Inovasi dan
Kualitas Diri
Peresume: Winarti, S. Pd.
Email: winwinarti2401@gmail.com
Blog:
https: //winwinarti2401.blogspot.com
JADILAH GURU KREATIF DAN INOVATIF
UNTUK MENCIPTAKAN SUASANA BELAJAR YANG MENYENANGKAN
Kisah
inspiratif dari seorang guru SD Negeri Belik
Tepus Kecamatan Tepus, Gunungkidul, yang bernama Tri Agus
Cahyono, M. Pd. yang memiliki segudang prestasi dan penghargaan.
Beliau
telah
mendapatkan berbagai penghargaan sebagai berikut:
1. Guru Berdedikasi Daerah Khusus TK. Nasional Tahun
2016;
2. Juara I Perlombaan Karya Inovasi Pembelajaran TK.
Nasional Tahun 2016 kategori MIPA;
3. Penghargaan Short Course ke Jepang Tahun 2017;
4. Finalis Olimpiade Guru Nasional (OGN) TK. Nasional
Guru Kelas SD Tahun 2018.
5. Finalis Guru Berdedikasi TK Nasional SD 2019
Prestasi
beliau bisa dilihat juga di https://wijayalabs.wordpress.com/2020/04/14/biodata-tri-agus-cahyono/
Alhamdulillah
pada kesempatan malam ini beliau bersedia sharing tentang proses menjadi
pendidik unggul yang mumpuni dalam pembelajaran inovatif. Mudah-mudah semua ini
dapat menginspirasi para pendidik lainnya.
Pada
hakikatnya sebuah karya inovasi adalah puncak dari proses belajar seseorang.
Berdasarkan
taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwool sebuah karya inovasi dapat
digambarkan sebagai berikut:
Ada 6 tahapan berfikir kognitif yaitu:
1. Mengingat
(C1)
2. Memahami
(C2)
3. Menerapkan
(C3)
4. Menganalis
(C4)
5. Mengevaluasi
(C5)
6. Menciptakan
(C6)
Dalam
taksonomi tersebut Karya inovasi adalah sebuah tahapan puncak dari proses
berfikir. Jadi ketika kita menginginkan sebuah karya inovasi yang baik, maka kita
tidak boleh melewati tahapan-tahapan tersebut.
Jangan
sampai kita berinovasi tetapi:
1. Tidak
tahu ilmunya
2. Tidak
paham maksudnya
3. Tidak
pernah menggunakan
4. Tidak
bisa menganalisis bagian-bagiannya
5. Tidak
bisa menilai kelebihan dan kekurangannya
Jadi
intinya jika kita ingin menciptakan karya inovasi maka kita harus belajar
menguasai materi keilmuan dari karya tersebut.
Ketika
final lomba Karya Inobel yang dinilai bukan sekedar bagaimana karya tersebut
atau karya tulisnya tetapi yang paling penting dan lebih utama adalah bagaimana
penciptanya/inovatornya yang akan ditelisik oleh dewan juri melalui presentasi
dan tanya-jawab.
Cara
kita belajar untuk meningkatkan kualitas diri dan sekaligus menciptakan sebuah
karya inovasi adalah dengan bekerja. Dan yang membuat pak Agus tertarik
melakukan inovasi pemeblajaran di kelas adalah
ketika kita berC1 sampai dengan C5 ada sebuah kepuasan.
Setelah kita belajar, mengingat, memahaminya,
menerapkannya, menganalisisnya, kita pasti mengevaluasinya (kekurangan dan
kelebihan). Disitulah rasa ketidakpuasan akan muncul. Dan daya cipta kita
sebagai manusia ( kreativitas) akan muncul. Nah sekarang bagaimana kita memilih bidang yang
akan kita buat inovasinya.
Kuncinya "APIK" (saya
kutip dari Pak Arif Edi):
1.
Asli (jangan menjiplak)
2.
Perlu (benar2 dibutuhkan)
3.
Inovativ
4.
Konsisten
Baiklah
pada kesempatan kali ini Pak Agus akan
memberikan contoh karya inovasi yang
mendapatkan penghargaan inobel 2016
Namanya
media "Planetarium Bekam"
Media
ini adalah hasil dari ketidak puasan terhadap media konvensional yg selama ini
kami gunakan yaitu globe. Bertahun-tahun menggunakan globe hasilnya selalu biasa-biasa
saja. Anak tidak tertarik/kurang termotivasi dan prestasi belajar kurang
memuaska. Prestasi kurang lebih
disebabkan kurangnya motivasi. Motivasi
rendah lebih disebabkan materi bukan pada zona motivasi (jangkauan anak). Zona
motivasi anak itu adalah sesuatu yang menantang namun bisa dikerjakan. Jadi
jika materi terlalu sulit dan terlalu mudah maka dipastikan anak kurang
termotivasi.
Ketika
menggunakan globe dalam pembelajaran IPA untuk menerangkan materi Pergerakan
Bumi & Bulan, anak dipaksa berfikir sangat abstrak. Jadi penasaran dengan
media ini. Fungsi media ini adalah mempermudah observasi. Ketika anak
memperbandingkan globe yang diperagakan dengan lampu senter dan
mengakomodasikan dengan kejadian sebenarnya antara Bumi, matahari, dan bulan
sangat sulit. Disinilah ketidakpuasan terhadap globe muncul.
Kita
akan menganalisis kelebihan dan kekurangan globe dalam menjelaskan materi
tersebut.
Kelebihan:
1. Model
yg paling sesuai
2. Ada
di sekolah
3. Mudah
digunakan
4. ...dll.
Kekurangan:
Tidak
bisa menampilkan bagaimana kenampakan langit dari bumi saat diperagakan.
Meskipun
anak kelas 6 sudah mampu berfikir abstrak namun kemampuan tersebut masih
terbatas.
Khusus
pada gerak semu atau bukan gerak sebenarnya anak sangat kesulitan untuk
menerima konsep tersebut. Semisal Gerak semu harian matahari. Kita menyampaikan
ke anak bahwa gerak semu harian matahari. Matahari tidak bergerak tetapi yang
bergerak adalah bumi.
Kelemahan
globe tadi adalah tidak bisa menampilkan bagaimana gerak semu matahari, sehingga
menjadi sulit bagi anak dan anak akan lemah motivasinya untuk terus belajar. Itulah kendala yg harus diselesaikan. Dan pak
Agus dapat ide untuk menyelesaikan
masalah tersebut ketika merekam video dengan kamera action cam misalnya
menggunakannya dalam kondisi bergerak sedangkan obyek yang kita shot tidak
bergerak. Maka ketika kita memutar video hasilnya benda yang kita shot
kelihatan bergerak padahal aslinya tidak bergerak. Dan kamera merupakan alat
optik yang menyerupai kinerja mata, sehingga saya mempunyai ide memasang kamera
pada globe sebagai pengganti mata kita.
Menurut
saya Alat peraga adalah bagian dari
media. Itu ketika saya naik wahana cangkir (komedi putar) di Dufan. Perhatikan
teko dalam video tersebut.Teko kondisi sebenarnya tidak bergerak tetapi dalam
video bergerak.
Keren banget
pasti siswanya seneng dan
motivasi akan timbul. Itulah yang bisa dimanfaatkan untuk menjelaskan gerak
semu. Teko sebagai matahari sedangkan kamera adalah mata yg ada di bumi. Coba
Anda tonton video tersebut sambil tiduran berulang-ulang dan jadikan HP Bapak/Ibu sebagai kenampakan
langit.Teko akan muncul dari samping kiri ke kanan dan menghilang, nah itu
mirip dengan gerak semu harian matahari.
Pak
Agus pun berpikir bagaimana supaya hal tersebut bisa ditampilkan di kelas. Maka
kamera yang saya pasang harus bisa live menampilkan kenampakan langit. Kamera
saya hubungkan ke laptop dan saya hubungkan ke proyektor (LCD) saya sorotkan ke
langit2 kelas, maka jadilah planetarium bekam.
Bekam = Globe berkamera
Cara menggunakan dalam pembelajaran seperti
menggunakan globe biasa
Kunci Inovasi
1. Menemukan
baru
2. Menyempurnakan
yang lama
Silahkan
terapkan APIK tadi menurut kondisi anda sendiri
Minimalkan administrasi, lebih ke hal-hal aplikatif
dalam mengajar, ingat kita adalah guru, tugas utama kita mengajar, administrasi
kebanyaka hanyalah formalitas jadi utamakan administrasi yang penting-penting
saja.
Demikianlah
pengalaman pak Agus yang sangat baik dan memotivasi kita para pengajar untuk
lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanaknan tugas mengajar peserta didik.
Dan
pada kesempatan ini pula pak Agus berbagi pengalaman tentang proses untuk
mngikuti perlombaan karya inovasi pembelajaran atau inobel. Pendaftaran inobel
adalah melalui seleski karya tulis, maka buat karya tulis secara APIK. Judul yang
menarik, segar/baru, berbeda dari yang lain dan tentu saja harus lolos uji
smiliarity maksimal 30% turnitine.
Karya tulisnya yang paling bagus adalah karya
pengembangan (Research & design). Kalau tidak bisa lebih baik bestpractise.
Tidak perlu banyak fungsi tetapi berpengaruh dan mempunyai rentetan
keberhasilan dalam menyelesaikan masalah.
Apakah karya inobel yang juara
mesti ada unsur TIK- nya...?
Tidak
selalu, tergantung kebutuhan. Karya manual sederhana namun idenya luar biasa
akan
dapat
melebihi karya yang berbasis TIK.
Kelebihan
dari sebuah karya bukanlah dari sifat modern atau tradisionalnya tetapi lebih
kepada kebermanfaatan, ide, dan kemudahan untuk digunakan dan direplika oleh
orang lain. Meskipun karya berbasis TIK kelihatan lebih keren tetapi sulit
untuk ditiru dibuat oleh guru lain atau sulit diaplikasikan di daerah-daerah
tertentu maka nilainya akan kurang.
Kesimpulan:
Dalam
berinovasi jangan memikirkan masalah yang bersumber dari luar seperti
lingkungan sekolah, sarana dan prasarana, dll tetapi FOKUS pada KOMPETENSI DIRI
itulah yang akan memudahkan kita menemukan ide penting yang membantu
keberhasilan pembelajaran. Sehingga tidak hanya inobel yang kita dapat,.. OGN
akan dapat, Gupres juga akan kita dapat. Jadi tingkatkan kualitas diri untuk
karya yang berkualitas.
Materi yg sungguh menginspirasi
ReplyDeleteTerima kasih Pak
DeleteMantul bu
ReplyDeleteKunjungi juga https://arifiani05.blogspot.com/